Hyundai dan Shell Perpanjang Kerja Sama Proyek Energi Bersih Hingga 2026

SEOUL – Hyundai Motor Company memperpanjang kerja sama dengan Royal Dutch Shell plc. atau Shell dalam proyek transisi energi bersih dan pengurangan karbon.

Mengutip laman resmi perseroan, Senin, 22 Maret 2021, kerja sama ini sebelumnya telah berlangsung sejak 2005 dan dilanjutkan hingga 2026.

Wakil Presiden Senior dan Kepala Divisi Operasi Global Hyundai Motor Company Un Soo Kim mengatakan kolaborasi ini muncul sebagai bentuk respons aktif terhadap perubahan pasar.

Menurutnya, mayoritas masyarakat saat ini telah sadar pentingnya mendorong perubahan positif, dengan cara menggunakan energi bersih pada mobilitasnya.

• 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
• PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
• Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea

“Kami ingin meningkatkan produksi ramah lingkungan dan melanjutkan transformasi bersama Shell,” kata dia.

Un juga menegaskan, perusahaan akan terus memacu daya saing dalam industri otomotif secara luas. Dalam hal ini, keduanya akan membangun saluran layanan jenis baru di sejumlah negara, terutama di Asia.

Selain itu, perluasan bisnis juga dilakukan dengan memasok energi ke layanan pengisian electric vehicle (EV) dan fuel cell electric vehicle (FCEV).

Kemudian, Shell juga akan mendistribusikan pelumas pengisian pertama untuk memenuhi kebutuhan mesin khusus Hyundai. Upaya ini pun dinilai dapat memperluas kolaborasi dalam pengembangan e-Fluida untuk EV.

Sebagai informasi, di Indonesia sendiri Hyundai terus memperluas pangsa pasar di ranah kendaraan listrik. Terbaru, perusahaan ini telah merilis mobil listrik pada November 2020, yang memiliki kemampuan jarak tempuh hingga 373 kilometer (km).

Terdapat dua tipe mobil listrik, yakni Ioniq yang dibanderol dengan harga Rp624,8 juta – Rp664,8 juta per unit.  Kedua, Kona Electrik seharga Rp674 juta per unit dengan kemampuan jarak tempuh mencapai 345 km.