IBC Beberkan Tahapan RI jadi Raja Baterai Dunia
- Indonesia Battery Corporation (IBC), Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Baterai, terus menggenjot ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Nasional
JAKARTA - Indonesia Battery Corporation (IBC), Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Baterai, terus menggenjot ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengungkapkan, perusahaan telah menyiapkan beberapa tahapan untuk merealisasikan cita-cita RI menjadi "raja" baterai kendaraan listrik dunia.
"Guna merealisasikan pengembangan baterai EV dan ekosistem EV di Indonesia berjalan pesat, pihaknya telah menyiapkan roadmap atau peta jalan yang siap diimplementasikan," kata Toto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI dilansir Kamis, 13 April 2023.
- Gratis! Jalan Tol Japek II Selatan Dibuka Lebaran Tahun Ini, Ada 2 Rute yang Bisa Dipilih
- Warren Buffet Samakan Kripto dengan Kasino, Ini Alasannya
- Ekonom Yale Sebut Pertumbuhan Ekonomi Rusia Sebagai Akal-Akalan Putin
- Rokok Disamakan dengan Narkoba, Bagaimana Nasib Industri Hasil Tembakau?
Tahun ini IBC fokus dengan bagaimana meningkatkan kualitas dan biaya kendaraan listrik yang beredar di Indonesia. Termasuk menggarap produksi kendaraan listrik roda dua di Indonesia.
Hal ini dilakukan setelah IBC berhasil menguasai 53,93% saham PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), produsen motor listrik Gesits. Fokus lainnya, IBC akan menggarap pembuatan Energy Storage System (ESS), berupa baterai penyimpanan energi.
Kemudian, pada 2024-2025 ditargetkan pabrik baterai untuk kendaraan listrik roda empat, serta pabrik baterai daur ulang dapat beroperasi. Toto memaparkan Battery EV pertama di Indonesia sudah mulai diproduksi di Karawang dan recycle untuk Battery EV di targetkan beroperasi di 2024 atau 2025 akhir.
Sedangkan pada tahun 2025, IBC mentargetkan pabrik pengolahan prekursor, pabrik pengolahan NPI/nickel matte, pabrik pengolahan HPAL, dan pabrik pengolahan katoda dapat beroperasi.
Nantinya material yang siap akan diolah menjadi baterai Made In Indonesia. Toto berharapa pada 2026 battery cell yang didapatkan dari hulu dapat berproduksi pertama kali dari Indonesia. Sehingga pada 2030, Indonesia bisa melakukan penguasaan terhadap teknologi baterai.