Pekerja melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa, 27 Juli 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Rekomendasi

IHSG Akhir Tahun Ditutup Koreksi, Transaksi Pasar Cuma Rp9 Triliun

  • IHSG berbalik koreksi 0,43% atau sekitar 31,09 poin pada level 7.272,8 pada penutupan perdagangan akhir tahun ini.

Rekomendasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik koreksi 0,43% atau sekitar 31,09 poin pada level 7.272,8 pada penutupan perdagangan akhir tahun ini, Jumat, 29 Desember 2023.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja indeks komposit hari ini diikuti oleh total nilai transaksi pasar yang tidak banyak berubah dari perdagangan sebelumnya, dari Rp9,04 triliun menjadi hanya Rp9,17 triliun.

Dalam satu hari perdagangan, IHSG bergerak pada rentang level 7.259,68 - 7.313,34. Hingga penutupan perdagangan, terdapat 263 saham menguat, 273 saham melemah, dan 228 saham lainnya ditutup stagnan.

Di tengah kondisi tersebut, sejumlah saham tercatat mengalami peningkatan kinerja optimal hingga masuk pada jajaran top gainers, seperti saham PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA) yang melaju paling kencang hingga 34% dan menyentuh auto reject atas (ARA) ke level Rp67.

Kemudian, saham PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) ikut melesat 24,6% ke harga Rp314, diikuti oleh saham PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) yang mencatatkan kenaikan kinerja hingga 19,05% menuju kisaran Rp175.

Selanjutnya, saham PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) terpantau melonjak 16,05% dan parkir pada level Rp376, dibuntuti oleh saham PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) bertumbuh hingga 15,49% ke harga Rp82 per lembar.

Adapun pada jajaran top losers, saham PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk (BBSS) terkoreksi paling dalam, mencapai 18,56% ke harga Rp79 dan saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) ikut terjungkal 12,5% pada level Rp5.250 per lembar.

Sementara itu, saham PT FKS Food Sejatera Tbk (AISA), PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA), serta PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) turut mengalami penurunan kinerja mendalam dengan persentase masing-masing sebesar 11,11%, 9,2%, dan 9,09%.