<p>Kunjungan Menristek BRIN Bambang P.S Brodjonegoro disambut oleh jajaran direksi PT Kalbe Farma Tbk. di antaranya Presiden Direktur Kalbe Vidjongtius, Direktur Kalbe Michael B. Nugroho, Direktur Kalbe Sie Djohan Direktur serta dr. Boenjamin Setiawan Ph.D selaku Pendiri Kalbe. / Kalbe.co.id</p>
Industri

IHSG Anjlok, Kalbe Farma Buyback Saham Rp2,8 Triliun

  • Perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) melakukan pembelian kembali saham (buyback) selama pasar modal rontok senilai Rp2,8 triliun.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

Perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) melakukan pembelian kembali saham (buyback) selama pasar modal rontok senilai Rp2,8 triliun.

Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata mengatakan sehubungan dengan kondisi pasar modal yang berfluktuatif, perseroan telah melakukan pembelian saham kembali dari pasar sesuai dengan Surat Edaran No.3/SEOJK.04/2020 tanggal 09 Maret 2020.

Dengan kondisi tersebut, kata dia, perusahaan merasa bahwa situasi saat ini hanya sementara dan kondisi akan membaik di masa depan. Jumlah maksimal pembelian saham kembali adalah sebanyak banyaknya 1,875 miliar lembar saham atau 4% dari total jumlah saham yang beredar.

“Harga maksimal pembelian saham kembali adalah sebesar Rp1.500 per saham,” ujar Bernadus dalam keterangan resmi di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 3 April 2020.

Dengan demikian, total dana yang digelontorkan oleh emiten bersandi saham KLBF untuk buyback mencapai Rp2,8 triliun.

Pada perdagangan Senin, 6 April 2020, saham KLBF turun 1,2% sebesar 15 poin ke level Rp1.235 per lembar. Kapitalisasi pasar saham KLBF mencapai Rp57,89 triliun dengan imbal hasil negatif 17,29%.

Target Kinerja

Sementara itu, Bernadus menjelaskan dengan mempertimbangkan situasi makro ekonomi serta kondisi kompetisi, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan bersih tahun 2020 sebesar 6%-8% dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 5%-6%.

Perseroan juga mempersiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp1 triliun yang akan digunakan untuk pemeliharaan dan penyelesaian proyek tahun sebelumnya.

“Rasio pembagian dividen pada kisaran 45%-55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal,” ujarnya.

Pada akhir Maret 2020, Kalbe melalui anak perusahaannya Kalbe-Genexine Biologics (KGBio) memasuki kemitraan strategis regional dengan I-Mab Biopharma (I-Mab) untuk pengembangan dan komersialisasi dua produk I-Mab Immuno-Onkologi.

Menurut dia, kerja sama dengan I-Mab akan semakin memperkuat portfolio KGBio di Immuno Onkologi, dan memperkuat posisi KGBio sebagai perusahaan pengembang obat terkemuka di Asia Tenggara dan sekitarnya.

KGBio dengan didukung jaringan Kalbe Grup, sambungnya, mempunyai potensi besar dalam mensukseskan komersialisasi di negara-negara ASEAN dan MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara) di masa mendatang.

Pada saat ini, kata dia, KGBio telah mencapai milestone penting berupa approval dari BPOM melakukan studi klinis fase 3 untuk produk Efepoietin yaitu long acting Erithropoietine.

Sebagai informasi, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KLBF naik tipis 1,99% menjadi Rp2,5 triliun pada periode 2019. Jumlah tersebut hanya sedikit terungkit dari tahun sebelumnya Rp2,45 triliun.

Perolehan laba bersih itu terjadi setelah pendapatan perseroan naik 7,4% menjadi Rp22,63 triliun pada 2019 dari tahun sebelumnya Rp21,07 triliun. (SKO)