logo
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato tentang tarif di Rose Garden di Gedung Putih di Washington, DC, AS, 2 April 2025.
Bursa Saham

IHSG Berpotensi Alami Pelemahan Imbas Penerapan Tarif Trump

  • Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksikan akan mengalami penurunan hingga 3 persen pada pembukaan perdagangan pada Senin, 8 April mendatang.

Bursa Saham

Debrinata Rizky

JAKARTA - Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyebut, Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksikan akan mengalami penurunan hingga 3% pada pembukaan perdagangan pada Senin, 8 April mendatang.

Hal ini menjadi respons pasar dari pengumuman yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait pengenaan tarif sebesar 10% untuk semua impor, dengan tarif yang lebih tinggi dikenakan pada sejumlah mitra dagang, termasuk China, India, Uni Eropa hingga Indonesia.

"Ada kemungkinan besar akan' pecah telor' juga di Rp17.000. Ini harus hati-hati," ujar Ibrahim pada Jumat, 4 April 2025.

Pemerintah diminta untuk sikap mengatasi hal ini termasuk mencari alternatif pasar baru. Apalagi, saat Indonesia merupakan negara anggota BRICS. Menurutnya dengan masuknya Indonesia ke anggota BRICS berpotensi meningkatkan ketahanan ekonomi, mengurangi ketergantungan pada dolar AS, dan memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah.

Langkah selanjutnya, menurut Ibrahim, pemerintah perlu menggelontorkan stimulus untuk menanggulangi dampak dari perang dagang ini. Bank Indonesia juga diminta untuk melakukan invervensi perdagangan transaksi domestic non deliverable forward (DNDF) khususnya perdagangan valuta asing dan obligasi.

"Tujuannya menstabilkan mata uang rupiah. Ini harus dilakukan pemerintah sehingga walaupun AS melakukan perang dagang terhadap Indonesia, Indonesia sudah siap melakukan perlawanan balik,"jelasnya.

Terkahir kata Ibrahim, untuk mengatasi dampak negatif tarif dagang dari AS ini,  pemerintah bisa melakukan 'perlawanan' yang sama dengan memberlakukan besaran tarif sepadan dengan yang dikenakan AS kepada Indonesia yakni sebesar 32%.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi memberlakukan tarif impor dasar sebesar 10% untuk semua barang yang masuk ke AS. Trump juga menetapkan tarif lebih tinggi bagi puluhan negara lain, termasuk beberapa mitra dagang utama AS, terutama negara-negara dengan defisit perdagangan terbesar terhadap AS.

Tarif luas ini mendapat kecaman dari banyak sekutu lama AS yang terkejut dengan besarnya tarif yang dikenakan. Kebijakan ini diperkirakan akan menciptakan hambatan baru bagi ekonomi konsumen terbesar di dunia, membalikkan tren liberalisasi perdagangan yang telah membentuk tatanan global selama beberapa dekade.

“Itu deklarasi kemerdekaan kami,” kata Trump dalam sebuah acara di Taman Mawar Gedung Putih dikutip dari Reuters, Kamis, 6 Maret 2025.

Daftar Tarif yang Diumumkan Trump

Algeria 30%
Oman 10%
Uruguay 10%
Bahamas 10%
Lesotho 50%
Ukraine 10%
Bahrain 10%
Qatar 10%
Mauritius 40%
Fiji 32%
Iceland 10%
Kenya 10%
Liechtenstein 37%
Guyana 38%
Haiti 10%
Bosnia and Herzegovina 35%
Nigeria 14%
Namibia 21%
Brunei 24%
Bolivia 10%
Panama 10%
Venezuela 15%
North Macedonia 33%
Ethiopia 10%
Ghana 10%
Tarif Timbal Balik
China 34%
Uni Eropa 20%
Vietnam 46%
Taiwan 32%
Japan 24%
India 26%
South Korea 25%
Thailand 36%
Switzerland 31%
Indonesia 32%
Malaysia 24%
Cambodia 49%
United Kingdom 10%
South Africa 30%
Brazil 10%
Bangladesh 37%
Singapore 10%
Israel 17%
Philippines 17%
Chile 10%
Australia 10%
Pakistan 29%
Turkey 10%
Sri Lanka 44%
Colombia 10%
Peru 10%
Nicaragua 18%
Norway 15%
Costa Rica 10%
Jordan 20%
Dominican Republic 10%
United Arab Emirates 10%
New Zealand 10%
Argentina 10%
Ecuador 10%
Guatemala 10%
Honduras 10%
Madagascar 47%
Myanmar (Burma) 44%
Tunisia 28%
Kazakhstan 27%
Serbia 37%
Egypt 10%
Saudi Arabia 10%
El Salvador 10%
Côte d’Ivoire 21%
Laos 48%
Botswana 37%
Trinidad and Tobago 10%
Morocco 10%