<p>Fendi Susiyanto  host di program Podcast OmFin Channel (Omongan Investasi dan Financial) /dok TrenAsia</p>
Bursa Saham

IHSG Berpotensi Lemah, OmFin Rekomendasi Saham SMRA, BMTR, dan SMBR Bakal Cuan

  • CEO Finvesol Consulting Indonesia Fendy Susianto memperkirakan, dalam situasi seperti ini masih ada beberapa saham yang bisa menjadi pilihan, yakni PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Global Mediacom Tbk (BMTR), dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR).

Bursa Saham

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 2,35% ke posisi 5.461,058 pada perdagangan pekan lalu (9-13 November 2020). Dalam lima hari perdagangan, IHSG hanya sekali berada di zona merah pada Kamis, 12 November 2020 karena adanya aksi ambil untung alias profit taking. Namun setelah itu, IHSG kembali melaju pada tren positifnya.

Sayangnya, tren positif tersebut agaknya tidak akan berlanjut pada pekan ini (16-20 November 2020). Pasalnya, sejumlah analis melihat bahwa optimisme yang timbul lantaran kemenangan Joe Biden-Kamala Harris dan vaksin Pfizer kini sudah mulai luntur.

CEO Finvesol Consulting Indonesia Fendy Susianto memperkirakan, dalam situasi seperti ini masih ada beberapa saham yang bisa menjadi pilihan. Pertama, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dengan rekomendasi beli Rp730-Rp750 dan cut loss Rp710 serta target jual Rp800-Rp850 per lembar.

Selanjutnya, ada saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dengan rekomendasi beli Rp230-Rp238 dan cut loss level Rp200 serta target jual Rp270-Rp290 per lembar.

“Terakhir, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) dengan rekomendasi beli Rp550-Rp556 stop (cut) loss Rp530, dan target jual Rp700-Rp750 per lembar,” terang Fendy yang juga merupakan host podcast Channel OmFin di TrenAsia.com, Minggu, 15 November 2020.

Gedung BNI kawasan Sudirman, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Review Pekan Lalu

Pekan lalu, ketika IHSG sedang kencang-kencanganya berlari, Fendy juga merekomendasikan tiga saham yang punya potensi cuan paling besar. Hasilnya, ketiga rekomendasi ini pun melaju sesuai prediksi yang telah diperkirakan Fendy.

Rekomendasi pertama jatuh kepada PT Bank Nasional Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Saat itu, target beli yang ditetapkan sekitar Rp4.850-Rp4.960 dengan cut loss Rp4.650 dan target jual Rp5.500-Rp5.600 per lembar.

Hingga akhir perdagangan Jumat, 13 November 2020, saham BBNI ditutup pada level Rp5.650 per lembar dan harga tertinggi Rp5.700. Artinya, dengan harga terakhir maka investor sudah membukukan profit 13%. Sementara jika sempat menjual di level tertinggi, maka untung mencapai 14%.

Rekomendasi saham kedua jatuh kepada PT Indosat Tbk (ISAT). Rekomendasi beli saat itu di rentang harga Rp2.100-Rp2.140 dengan cut loss level Rp2.000 dan target jual Rp2.400-Rp2.500 per lembar.

Sampai akhir pekan, saham ISAT ditutup pada level Rp2.200 dan harga tertinggi Rp2.230 per lembar. Dengan demikian, investor pun telah berhasil membukukan profit sebesar 4,76% jika menjual pada harga akhir pekan. Sementara jika jual pada harga tertinggi, maka keuntungan yang didapat bisa menyentuh 6,19%.

Sedangkan saham terakhir yang direkomendasikan Fendy pekan lalu adalah PT Astra International Tbk (ASII). Rekomendasi beli saham ASII di harga Rp5.750-Rp5.825 dengan cut loss level Rp5.500 dan target jual Rp6.100-Rp6.300 per lembar.

“Harga akhir ASII di Rp5.900 dan harga tertinggi Rp6.025 per lembar. Investor dapat running profit 2,61% jika jual di harga akhir, dan 4,75% jika jual di harga tertinggi,” pungkas Fendy. (SKO)