Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

IHSG Berpotensi Melemah, Tekanan Masih Datang dari Emiten Perbankan

  • Sentimen negatif untuk industri perbankan hadir dari keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga di level 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang diselenggarakan 21-22 Juni 2023 lalu.

Bursa Saham

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Founder WH Project William Hartono mengatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan hari ini, Senin, 26 Juni 2023, dan tekanan masih datang dari emiten-emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar (big caps).

Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat, 23 Juni 2023, IHSG ditutup melemah 0,19% di posisi 6.639,73. Sebanyak 168 saham menguat, 358 saham menurun, dan 213 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp8,75 triliun.

Saham emiten-emiten perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar terpantau melemah pada perdagangan akhir pekan lalu, di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI/BBRI) yang mencatat penurunan 1,37% di posisi Rp5.400 perlembar.

Kemudian, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI/BBNI) mengalami penyusutan 0,28% di level Rp9.025 perlembar, sedangkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN/BBTN) melemah 0,7% di level Rp1.330 perlembar.

Sementara itu, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) ditutup stagnan dengan posisi masing-masing di Rp5.075 perlembar dan Rp9,050 perlembar. Secara sektoral, sektor finansial yang meliputi emiten-emiten perbankan pun terpantau melemah 0,8% di level 1.393,19.

William mengatakan, sesuai dengan apa yang pernah ia sampaikan sebelumnya, sentimen negatif untuk industri perbankan hadir dari keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga di level 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang diselenggarakan 21-22 Juni 2023 lalu.

Hal tersebut terbuktikan oleh indeks sektor finansial yang termasuk sebagai salah satu penekan IHSG pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

"Dengan kondisi tersebut, yang mana sektor finansial diisi oleh sebagian besar saham-saham berbobot besar terhadap IHSG, maka diperkirakan IHSG akan melemah kembali," tutur William.

Menurut William, IHSG berpotensi melemah kembali pada perdagangan awal pekan ini dengan pergerakan indeks yang sudah mendekati level support di posisi 6.618.

Sementara itu, sentimen negatif juga datang dari melemahnya indeks Dow Jonesi Industrial Average pada akhir pekan lalu yang mana pada saat itu pergerakannya ditutup melemah 0,65% di posisi 33.727,44.

William menyebutkan bahwa sentimen tersebut memang tidak akan membawa efek yang signifikan namun bisa jadi faktor penekan tambahan bagi IHSG.

"Walaupun tidak membawa efek yang signifikan, namun di saat Dow Jones melemah, biasanya akan ada penekan tambahan dari net sell investor asing," kata William.

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, William memproyeksikan IHSG bergerak mixed dengan kecenderungan melemah di rentang 6.618-6.754.