<p>Awak media mengambil gambar layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat 5 Juni 2020. IHSG ditutup menguat 0,63% atau 31,08 poin ke level 4.947,78 pada akhir perdagangan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

IHSG Berpotensi Menguat pada Rentang Konsolidasi Selama Sepekan, Rekomendasi Saham OMFin: BBNI, BABP, dan IMAS

  • CEO Finvesol Consulting, Fendy Susianto menyatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak dalam rentang konsolidasi sempit menguji level support resistance 5.970 – 6.100 pada perdagangan pekan ini, 23 – 27 Agustus 2021.

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – CEO Finvesol Consulting, Fendy Susianto menyatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak dalam rentang konsolidasi sempit menguji level support resistance 5.970 – 6.100 pada perdagangan pekan ini, 23 – 27 Agustus 2021.

Dengan gambaran tersebut, ia merekomendasikan tiga saham yang berpotensi menghasilkan profit pada perdagangan pekan ini. Di antaranya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), serta PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS). 

OMFin, sapaan karib Fendy merekomendasikan saham BBNI pada rentang harga Rp5.300 – Rp5.425 per lembar dengan stop (cut) loss level Rp5.150 per lembar. Sedangkan, target jualnya berada pada level harga Rp5.800 per lembar.

Rekomendasi saham selanjutnya yakni BABP dibeli pada kisaran harga Rp390 – Rp404 per lembar. Sementara itu, ia memberikan saran agar cut loss level sebaiknya dipasang pada harga Rp350 per lembar saham. 

“Target jual OMFin untuk saham BABP pada level harga Rp450 per lembar,” ujarnya dikutip dari Youtube OmFin Channel, Senin, 23 Agustus 2021.

Selanjutnya, ia juga merekomendasikan saham IMAS dibeli pada rentang harga Rp1.100 hingga Rp1.165 per lembar dengan stop loss level Rp1.020 per lembar. Kemudian, target jual sahamnya berada pada level Rp1.400.

Review IHSG dan Saham Pekan Lalu

Founder and CEO Finvesol Consulting, Fendi Susiyanto berpose usai mengisi Podcast Obrolan Finansial dan Investasi (OmFin) di Jakarta. Foto: doc. TrenAsia

Pada pekan lalu, 16 – 20 Agustus 2021, OMFin memperkirakan IHSG dapat menembus level 6.350. Namun, indeks domestik mengalami tekanan selama sepekan menyusul isu tapering. Sehingga, IHSG tertahan pada level 6.030,77 pada akhir pekan lalu.

Di samping itu, ia juga sempat merekomendasikan tiga saham unggulan pada pekan sebelumnya. Ketiga saham tersebut di antaranya PT Astra International Tbk (ASII), PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), dan PT PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO).

Saham pertama yang menjadi rekomendasinya pada saat itu adalah ASII dibeli pada kisaran harga Rp4.950 – Rp5.025 per lembar dengan stop (cut) loss level Rp4.750 per lembar. Sedangkan, target jualnya berada pada level harga Rp5.600 per lembar.

Pada akhir sesi perdagangan Jumat, 20 Agustus 2021, saham ASII ditutup pada level Rp5.100 per lembar. Dengan demikian, terdapat unrealized profit sebesar 2,20%, sehingga saham ASII masih mengalami fase running trade pada pekan ini.

Rekomendasi saham selanjutnya pada pekan lalu adalah PTBA dibeli pada rentang harga Rp2.300 hingga Rp2.340 per lembar dan cut loss level pada Rp2.150. Adapun target jual saham PTBA pada kisaran harga Rp2.550 hingga Rp2.650 per lembar.

Hingga akhir perdagangan pekan lalu, saham PTBA ditutup pada level Rp2.110 per lembar atau mengalami realized loss at stop loss sebesar 5%. Jatuhnya saham PTBA diakibatkan adanya kepanikan isu tapering sehingga banyak investor yang menjual saham emiten batu bara pelat merah ini.

Rekomendasi terakhir, yakni saham AGRO dibeli pada rentang harga RpRp2.370 hingga Rp2.420 per lembar dengan stop loss level Rp2.070 per lembar, serta target jual pada rentang Rp2.700 – Rp2.900. Saham ini pun ditutup pada level harga Rp2.290 alias mengalami unrealized loss sekitar Rp3,38%. 

“Itu lah review tiga saham pekan lalu. Jangan lupa terus investasi dan batasi potensi kerugian dengan selalu memasang stop loss. Cuan party, enggak cuan ngopi,” pungkasnya.