Karyawan beraktifitas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan perdana di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

IHSG Berpotensi Tembus 7.600 Tahun Ini, Simak 4 Sektor yang Patut Dicermati

  • Masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia, membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi tembus hingga 7.600.
Pasar Modal
Merina

Merina

Author

JAKARTA - Masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia, membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi tembus hingga 7.600.

Ekonom Ciptadana Sekuritas Asia Nicko Yosafat mengungkapkan, dana asing yang masuk ke pasar modal saat ini telah mencapai Rp32 triliun per kuartal I-2022, yang disebabkan terkatrolnya inflasi global akibat konflik Rusia dan Ukraina, yang medorong dana asing masuk ke emerging markets seperti pasar modal Indonesia.

Founder Indonesia Investment Education Rita Efendy menambahkan adanya peningkatan inflasi di seluruh dunia yang lebih berdampak agresif di negara maju. Akibat dari tingkat stimulus konsumen setelah pandemi, hal ini membuat IHSG berpotensi menguat di kisaran level 7.400-7.500.

Dengan demikian Rita telah mencermati empat sektor yang dinilai memiliki prospek pertumbuhan positif. Adapun keempat sektor tersebut adalah:

1. Sektor Mining

Dari sektor mining khususnya metal, yang mana kebutuhan nikel kedepannya akan semakin meningkat dari segi baterai kendaraan listrik dan stainless steel, yang mana Indonesia akan menjai produsen nikel terbesar di dunia yang diperkirakan mencapai 40% dari pangsa pasar pada tahun 2024.

2. Perbankan 
Pemulihan ekonomi dan mobilitas masyarakat menuju normal menjadi salah satu pendoronng pertumbuhan kredit tahun 2022, yang mana perbankan dinilai masih mampu memertahankan Cost of Fund (CoF) di tengah turunnya bunga deposito berjangka dan rendahnya eksposure ke instrumen keuangan tersebut.

3. Sektor Properti 
Sementara dari sektor propeti, prospek positif ditopang oleh semakin kuatnya permintaan hunian yang disebabkan pulihnya pertumbuhan ekonomi, serta keputusan pemerintah dalam memutuskan untuk memperpanjang insentif pajak ppertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP).

4. Sektor Indutri Tower
Kinerja sektor kawasan industri pun akan didorong oleh adanya permintaan dari investasi di industri terkait seperti pembangunan smelter dan pusat data. Di sisi lain, kenaikan suku bungan Bank Indonesia menjadi satu hal yang harus diwaspadai dimana suku bunga BI mengikuti kenaikan suku bunga the Fed yang diperkirakan berpotensi menaikan enam kali kenaikan hingga tahun 2022.

“Sama juga di tower sector pertumbuhan ekonomi negara kita juga masuknya investasi dari luar akan jadi katalis positif,” tutup Rita.