<p>Pekerja beraktifitas dengan latar belakang layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat 5 Juni 2020. IHSG ditutup menguat 0,63% atau 31,08 poin ke level 4.947,78 pada akhir perdagangan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

IHSG Awal Pekan Tertahan, Rekomendasi Saham AKRA, TLKM, dan ASII

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajar pada perdagangan Senin, 19 Juli 2021.

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajar pada perdagangan Senin, 19 Juli 2021. Minimnya katalis positif turut menghambat pergerakan indeks pada awal pekan ini.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya melihat perlambatan roda perekonomian yang terjadi masih menjadi tantangan tersendiri bagi pasar modal Indonesia. Secara teknikal, IHSG akan berada pada rentang 5.913 – 6.123.

Kendati begitu, ia menilai momentum tekanan masih dapat terus dimanfaatkan oleh para investor baik jangka pendek, menengah maupun panjang. Sejatinya, fluktuasi IHSG berpotensi memberikan profit untuk melakukan trading

“Pergerakan fluktuatif yang terjadi dalam IHSG dapat dimanfaatkan untuk melakukan trading ataupun investasi jangka pendek,” ujar William melalui riset harian yang diterima TrenAsia.com, Senin, 19 Juli 2021.

Dengan analisis tersebut, ia merekomendasikan sejumlah saham yang menurutnya layak dicermati sekaligus dapat menjadi pertimbangan para investor. Di antaranya AKRA, TLKM, ASII, BBNI, KLBF, ITMG, JSMR, dan CTRA.

Sebelumnya, IHSG ditutup menguat 0,43% ke level Rp6.072,51 pada akhir perdagangan Jumat, 16 Juli 2021. Dalam sehari, terdapat 250 saham ditutup di zona hijau, 235 saham terkoreksi, dan 153 saham lainnya berada pada posisi stagnan.

Selama sepekan, 12-16 Juli 2021, IHSG mengalami peningkatan sebesar 0,54% menjadi 6.072,51 dari 6.039,844 pada pekan sebelumnya. Sedangkan, nilai kapitalisasi pasar Bursa naik 0,20% menjadi Rp7.202,257 triliun dari Rp7.187,639 triliun.

Sementara itu, rata-rata frekuensi harian Bursa turun 3,83% menjadi 1.155.902 transaksi dari 1.201.900 transaksi pada penutupan pekan lalu. Perubahan sebesar 11,27% juga terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa menjadi Rp10,472 triliun dari Rp11,802 triliun pada pekan sebelumnya. 

Kemudian, rata-rata volume transaksi harian Bursa anjlok 15,99% menjadi 15,998 miliar saham dari 19,044 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Investor asing pada akhir pekan lalu mencatatkan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp74,52 miliar.