<p>Awak Media mengambil gambar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum&#8217;at, 17 Juli 2020. Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat koreksi 0,21 persen di akhir sesi pertama perdagangan Jumat 17 Juli 2020. Kekhawatiran terkait gelombang kedua penyebaran virus corona (Covid-19) dan aksi ambil untuk atau profit taking dinilai menjadi penyebab koreksi indeks. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

IHSG Berusaha Keluar dari Rentang Konsolidasi, Rekomendasi Saham SMGR, IPCC dan LSIP

  • Berdasarkan rasio fibonacci, support maupun resistance IHSG maksimum berada pada 6.081,11 – 6.254,33. Sedangkan, indikator MACD telah membentuk pola dead cross di area positif. Di sisi lain, stochastic dan RSI masih menunjukkan sinyal negatif.

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Secara teknikal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampak sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajar. Jika indeks tidak mampu dipertahankan di atas level resistance terdekat, maka peluang koreksi  wajar masih terbuka lebar.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 6.078 – 6.238. Sementara itu, kata dia, kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia dapat terlihat dari masih masuknya investor asing secara year-to-date (ytd).

“Jika terjadi koreksi wajar, para investor masih dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek,” tulisnya melalui riset harian yang diterima TrenAsia.com, Selasa 30 Maret 2021.

Dengan pertimbangan itu, William membagikan menu-menu saham yang menurutnya berpotensi profit sehingga layak untuk dicermati. Antara lain ICBP, UNVR, SMGR, CTRA, BSDE, GGRM, dan ERAA.

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menyatakan hal serupa. Menurutnya, pergerakan indeks telah menguji batas atas dari beberapa garis MA 10 maupun MA 60.

“Sehingga, peluang terjadinya koreksi lanjutan menuju kepada level support masih terbuka lebar,” imbuhnya.

Berdasarkan rasio fibonacci, support maupun resistance maksimum berada pada 6.081,11 – 6.254,33. Sedangkan, indikator MACD telah membentuk pola dead cross di area positif. Di sisi lain, stochastic dan RSI masih menunjukkan sinyal negatif.

Nafan turut merekomendasikan sejumlah saham yang menurutnya dapat menjadi pertimbangan para investor. Di antaranya ADRO, AKRA, ASRI, IPCC, LSIP, serta MNCN.

Sebelumnya, IHSG terkoreksi 0,46% dan ditutup pada zona merah ke level 6.166,82 pada akhir sesi perdagangan Senin, 29 Maret 2021. Dalam sehari, sebanyak 204 saham menghijau, 287 saham turun, dan 144 lainnya stagnan. (SKO)