Karyawan berkatifitas di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

IHSG dan Rupiah Beda Arah Usai Kemenangan Donald Trump

  • IHSG melemah 0,80% ke 7.321, rupiah menguat. Kemenangan Trump dalam Pilpres AS memicu ketidakpastian ekonomi global, BI fokus stabilisasi nilai tukar rupiah.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan mata uang rupiah bergerak ke arah yang berbeda pada perdagangan Kamis, 7 November 2024. Di tengah situasi ini, Donald Trump dinyatakan sebagai pemenang dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, hingga perdagangan berjalan pukul 10.43 WIB, IHSG terpantau melemah 0,80% ke level 7.321. Hal ini melanjutkan tren setelah pada penutupan perdagangan Rabu, 6 November 2024, IHSG terpantau melemah nyaris dua persen. 

Dari sisi emiten, saham-saham big banks, hingga perdagangan berjalan hari ini, terpantau kompak melemah, dengan pelemahan terdalam dirasakan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yang menguap 1,29% ke level Rp10.325 per saham. 

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pagi hari ini terpantau menguat sebesar 24 poin atau 0,15% menjadi Rp15.809 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.833 per dolar AS, mengakhiri tren pelemahan beberapa hari terakhir.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, dalam riset pada Kamis, 7 November 2024, menjelaskan bahwa ada beberapa sentimen yang memengaruhi fluktuasi pada perdagangan akhir ini 

Dari dalam negeri, IHSG terkoreksi seiring dengan adanya outflow investor asing di pasar ekuitas domestik sebesar Rp1,14 triliun, terutama akibat aksi jual pada saham-saham Big Banks. Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah turut memicu koreksi IHSG.

"Rupiah JISDOR terdepresiasi ke level Rp15.840 per dolar AS (6/11) akibat apresiasi imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang mencapai nilai tertinggi dalam lima bulan terakhir sebesar 4,43%," jelasnya.

Sementara itu, lanjut Ratih, pelaku pasar pada perdagangan hari ini juga menantikan rilis Cadangan Devisa (Cadev) yang diharapkan menjadi penopang stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Dari mancanegara, Donald Trump dari partai Republik berhasil menang dalam Pilpres AS 2024 sebagai Presiden ke-47. Trump meraih 294 suara elektoral mengalahkan Kamala Harris yang mendapatkan 223 suara. Kandidat dinyatakan memenangkan Pilpres jika setidaknya mendapatkan 270 suara elektoral.

"Hasil tersebut didapatkan dari perhitungan quick count versi Reuters. Pelaku pasar merespon positif hasil tersebut yang tercermin dari naiknya indeks utama Wall Street. Sementara, pekan ini pelaku pasar menantikan keputusan suku bunga The Fed dan Bank Sentral Inggris (BoE)," lanjutnya.

Terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti pengaruh pemilu Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan keunggulan sementara Donald Trump, terhadap ekonomi global dan Indonesia. Menurutnya kemenangan Trump berpotensi memperkuat dolar AS, mempertahankan suku bunga tinggi, dan memperpanjang ketidakpastian perdagangan global.

“Kondisi ini dapat memberikan tekanan pada nilai tukar, arus modal, dan menambah ketidakpastian di pasar keuangan negara-negara emerging market, termasuk Indonesia,” ujar Perry dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, pada Rabu, 6 November 2024. 

Ia mengingatkan dampak dari ketidakpastian politik AS ini bisa memengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah serta memperlemah aliran modal ke negara berkembang seperti Indonesia. 

“Kami terus melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar, termasuk melalui intervensi pasar dan instrumen SRBI, untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian,” jelas Perry.