Karyawan berkatifitas dengan latar layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

IHSG dan Saham Big Banks Kebakaran di Tengah Eskalasi Konflik Timur Tengah

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan saham big banks kebakaran. Penurunan tersebut dipicu oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah serta data-data ekonomi nasional yang dirilis di bawah ekspektasi.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA –  Pada perdagangan Senin, 5 Agustus 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan saham big banks kebakaran. Penurunan tersebut dipicu oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah serta data-data ekonomi nasional yang dirilis di bawah ekspektasi. 

Berdasarkan data RTI Business, IHSG pada perdagangan sesi kedua pukul 14:00 WIB, dibuka melorot 3,81% ke level 7.022. Angka ini lebih buruk dibandingkan sesi pertama yang ditutup 1,99%. 

Saham-saham blue chips khususnya big banks yang menjadi pendorong IHSG seluruhnya merah merona, dengan pelemahan terdalam dirasakan oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang melorot 4,04% ke level Rp6.525 per saham. 

Adapun saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 4,03% ke level Rp4.520 per saham, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 3,92% ke level Rp4.900 per saham, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melemah 2,94% ke level Rp9.900 per saham. 

Data Ekonomi

"Eskalasi konflik di Timur Tengah dan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 yang di bawah ekspektasi menjadi faktor utama yang menekan IHSG pada sesi I hari ini," tulis riset harian Panin Sekuritas siang ini. 

Namun, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05% YoY, melebihi ekspektasi yang berada di angka 5,00%. Dari sisi produksi, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mencatat pertumbuhan sebesar 10,17%. 

Sementara itu, dari sisi pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mencatat pertumbuhan tertinggi dengan kenaikan sebesar 9,98%. Panin Sekuritas juga mencatat bahwa pelemahan IHSG dipengaruhi oleh penurunan saham pada beberapa indeks sektoral yang ditutup melemah pada sesi I. Sektor energi turun 2,58% dan sektor bahan dasar turun 2,62%.

"Pelemahan ini disebabkan oleh melemahnya beberapa saham komoditas nikel pada sektor tersebut karena penurunan harga nikel global yang disebabkan karena peningkatan produksi nikel yang sebagian besar berasal dari Indonesia, serta mencerminkan lonjakan investasi smelter yang mayoritas berasal dari China," menurut riset tersebut.

Menurut mereka, Bank Dunia memprediksi pada 2024, Indonesia mampu memasok lebih dari separuh suplai nikel global. Bank Dunia juga memperkirakan permintaan nikel global akan cenderung meningkat, terutama untuk produksi baja tahan karat dan baterai.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di angka 5,08% pada semester I-2024. BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 mencapai 5,05% secara tahunan. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I-2024, yang tercatat sebesar 5,11%.

"Ditopang oleh aktivitas ekonomi domestik yang tetap kuat, perekonomian Indonesia tumbuh stabil sebesar 5,08% pada Semester I 2024 (c-to-c)," ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud dalam Rilis Berita Resmi Statistik BPS, hari ini. 

Eskalasi Timur Tengah

Sementara itu, ketegangan di Timur Tengah mulai meningkat pada hari Minggu, 4 Agustus 2024. Amerika Serikat dilaporkan telah mengirim beberapa kapal perang ke kawasan tersebut untuk melindungi Israel jika Iran melancarkan serangan.

Beberapa negara Barat juga mendesak warga negara mereka untuk meninggalkan Lebanon menyusul serangkaian serangan oleh Hizbullah yang menargetkan Israel. Prancis mulanya memperingatkan tentang situasi yang "sangat tidak stabil" setelah serangan udara Israel pekan lalu yang menewaskan komandan Hizbullah, Fuad Shukr, di Beirut. Beberapa jam setelahnya, pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran, dengan Iran menyalahkan Israel atas kematian tersebut.

Selain Prancis, negara-negara yang mengeluarkan imbauan untuk meninggalkan Lebanon termasuk AS,  Kanada, dan Inggris. Yordania, negara tetangga Lebanon, juga mengeluarkan imbauan serupa. Beberapa maskapai penerbangan telah menangguhkan atau membatasi layanan mereka ke kawasan tersebut.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) juga mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, Iran, dan Israel, sampai kondisi keamanan membaik. Imbauan ini dikeluarkan mencermati perkembangan kawasan Timur Tengah belakangan ini demi keselamatan dan keamanan WNI.