Karyawan melintas di depan layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, 9 Mei 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

IHSG Diprediksi Bergerak Terbatas Sepanjang Januari 2023, Inilah Faktor-faktor Penggeraknya

  • Mirae Asset Sekuritas memprediksi IHSG berpotensi bergerak di kisaran 6.850 pada 2023.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Senior Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak terbatas sepanjang Januari 2023.

Menurut Martha, IHSG berpotensi bergerak di kisaran 6.850 pada bulan pertama tahun ini sementara posisi support berada di level 6.739 dan resistance di 7.084.

Martha mengatakan, faktor yang saat ini menjadi penggerak IHSG dalam waktu dekat ini adalah isu yang berkaitan dengan kebijakan suku bunga bank-bank sentral, nilai tukar rupiah, serta kinerja harga komoditas.

Untuk diketahui, pada awal tahun, IHSG cenderung mengalami pelemahan jika dihitung dari posisi pembukaan di hari pertama perdagangan 2023.

Menurut data Trading View, pada 2 Januari 2023, IHSG dibuka di posisi 6.842. Posisinya sempat terungkit naik pada dua hari perdagangan pertama di tahun 2023, namun menurun pada dua hari berikutnya.

Penurunan paling tajam sejauh ini dialami IHSG pada perdagangan Kamis, 5 Januari 2023, yang mana pada saat itu indeks ditutup di level 6.653,84 dengan penurunan 2,34%.

IHSG sempat memulih pada perdagangan Jumat, 6 Januari 2023, dengan penguatan 0,46% sebelum kembali anjlok pada perdagangan awal pekan ini.

Pada pantauan perdagangan pukul 13.57 WIB, IHSG tengah bergerak menurun di posisi 6.578 dengan penurunan 1,63% jika dibandingkan posisi penutupan perdagangan Senin, 9 Januari 2023, di level 6.688,26.

Menurut Martha, salah satu penyebab penurunan IHSG pada awal tahun adalah aksi penjualan investor asing.

Per Desember 2022, penjualan investor asing tercatat sebesar Rp19,5 triliun dan menjadi angka tertinggi sepanjang 2022.

Selain itu, Martha pun menyampaikan bahwa kinerja saham emiten pertambangan saat ini tengah tertekan karena adanya potensi resesi yang menyelimuti perekonomian dunia.

Potensi resesi tersebut pada akhirnya melemahkan permintaan komoditas dan menyebabkan penurunan harga sehingga kinerja emiten pertambangan di dalam negeri pun ikut tertekan.

Kemudian, pasar China yang dibuka kembali dengan valuasi yang lebih murah karena baru dibukanya pembatasan aktivitas akibat kasus COVID-19 pun menjadi salah satu faktor yang mendorong penurunan IHSG.

Ekspetasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat tahun ini pun menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kinerja IHSG.

"Penyebab IHSG turun adalah potensi outflow market kita ke China yang baru dibuka kembali dan membuat valuasinya lebih murah. Kedua, proyeksi pelemahan harga komoditas ini membuat pasar Indonesia tertekan," ujar Martha dalam acara Media Day Mirae Asset Sekuritas di Jakarta, Selasa, 10 Januari 2023.

Sementara IHSG diperkirakan bergerak terbatas di kisaran 6.850 pada bulan pertama tahun 2023, Martha memperkirakan IHSG akan bergerak ke kisaran 7.880 pada perdagangan tahun 2023. 

Kendati demikian, perlu diingat juga bahwa 2023 adalah tahun yang penuh dengan tantangan, khususnya untuk skala global. Walaupun banyak pihak yang menilai Indonesia masih cukup aman dari resesi, melambatnya perekonomian global masih akan berdampak ke Indonesia.

"Di tahun 2023, tantangan dunia tidak kalah dengan 2022 dengan inflasi melambat, resesi, pengetatan moneter, serta permasalahan likuiditas," pungkas Martha.