<p>Karyawan melintas di depan layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, 21 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

IHSG Diproyeksi Tertekan Selama Sepekan, Rekomendasi OMFin: TOWR, TBIG, dan ISAT

  • CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami tekanan pada perdagangan pekan ini, 21 – 25 Juni 2021. Secara teknikal, indeks akan bergerak pada rentang support resistance 5.900 – 6.050.

Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami tekanan pada perdagangan pekan ini, 21 – 25 Juni 2021. Secara teknikal, indeks akan bergerak pada rentang support resistance 5.900 – 6.050.

Di tengah prediksi pelemahan IHSG, Fendy merekomendasikan tiga saham pada sektor telekomunikasi seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG), dan PT Indosat Tbk (ISAT). Menurutnya, ketiga saham ini akan lebih “tahan banting” dalam menghadapi proyeksi penurunan IHSG.

Pria yang akrab disapa OMFin ini merekomendasikan saham TOWR pada rentang harga Rp1.180 – Rp1.220 per lembar dengan stop (cut) loss level Rp1.130 per lembar. Sedangkan, target jual berada pada level harga Rp1.280 sampai dengan Rp1.300 per lembar saham.

Saham rekomendasi kedua adalah TBIG, dibeli pada kisaran harga Rp3.000 hingga Rp3.110 per lembarnya. OMFin menetapkan cut loss level di angka Rp2.850 per lembar untuk saham emiten menara milik Grup Saratoga ini.

“Target jual yang disasar adalah Rp3.400 hingga Rp3.500 per lembar,” ujarnya melalui riset mingguan yang diterima TrenAsia.com, Senin, 21 Juni 2021.

Rekomendasi saham OMFin yang terakhir pada pekan ini yaitu ISAT dengan entry level pada harga Rp6.500 – Rp6.285 per unit saham serta stop loss level pada Rp6.100. Sementara itu, target jualnya berada pada kisaran harga Rp7.300 hingga Rp7.500.

Review IHSG dan Rekomendasi Saham Pekan Lalu
Founder and CEO Finvesol Consulting, Fendi Susiyanto saat mengisi Podcast Obrolan Finansial dan Investasi (OmFin) di Jakarta. Foto: doc. TrenAsia

Pekan sebelumnya (14 – 18 Juni 2021), OMFin memprediksi IHSG akan lebih terkonsolidasi pada rentang gerak 6.050 – 6.200. Namun, indeks komposit bahkan gagal menembus level support pada akhir perdagangan akhir pekan lalu.

Pada kesempatan tersebut, OMFin juga sempat merekomendasikan tiga saham yang berpotensi menghasilkan profit selama sepekan. Antara lain PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), serta PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Saat itu, ia merekomendasikan saham BNBA dibeli pada kisaran harga Rp995 – Rp1.010 per lembar dengan stop loss level Rp750 per lembar. Di sisi lain, target jual berada pada rentang harga Rp1.700 hingga Rp2.100 per lembar saham.

Hasilnya, saham BNBA ditutup pada harga Rp800 pada akhir sesi perdagangan Jumat, 18 Juni 2021. Dengan kata lain, saham BNBA terjungkal cukup dalam yakni sekitar 11% dari harga rekomendasi beli pekan lalu.

“Namun ini masih di atas stop loss level dan masih running trade. Jadi ada unrealized loss sebesar 11 persen dan potensi kenaikan juga masih cukup besar,” papar pria yang juga merupakan host OMFin Channel tersebut.

Selanjutnya, rekomendasi saham OMFin pekan lalu adalah SRTG dengan entry level pada Rp1.590 – Rp1.165 per unit, dengan cut loss level Rp1.470 serta target jual pada harga Rp2.100 per lembar sahamnya.

Hingga akhir perdagangan Jumat, 18 Juni 2021, saham SRTG kembali ditutup menguat (unrealized profit) sekitar 0,30% ke level Rp1.650 per lembar. Sedangkan, saham emiten investasi ini sempat menyentuh level tertingginya pada harga Rp1.735 per lembar.

Rekomendasi saham OMFin yang ketiga pada pekan lalu jatuh pada saham EXCL dengan harga beli Rp2.500 – Rp2.570 dan cut loss level Rp2.450. Target jual saham EXCL berada pada rentang Rp2.800 hingga Rp2.900 per saham.

Hingga penutupan perdagangan akhir pekan lalu, saham EXCL ditutup pada harga Rp2.580 per lembar. Dengan demikian, terdapat unrealized profit sebesar 3,20%. Selain itu, level tertinggi saham EXCL pada pekan lalu berada pada harga Rp2.680 per lembar.

“Itu lah review rekomendasi saham OMFin pekan kemarin, jadi ketiga sahamnya masih running trade. Tetap batasi potensi kerugian dengan stop loss level dan konsistensi pada trading rule. Cuan party, enggak cuan ngopi,” pungkas dia. (LRD)