IHSG Ditutup Melemah Jelang Pemilu 2024, Sentimen Pasar Berubah?
- jika kemungkinan terjadi 2 putaran juga membuat sentimen di pasar bisa kembali berubah
Perbankan
JAKARTA - Jelang Pemilu pada Selasa, 13 Februari 2024, market ditutup melemah dalam 87,93 poin atau -1,20 persen di posisi akhir 7.209,74. Di sisi lain, dari sisi sentiment harusnya tidak ada yang membuat IHSG harus melemah. Kenapa?
Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada mengungkapkan, pergerakan nilai tukar Rupiah sedang terapresiasi ke posisi Rp15.569 per dolar AS dari sebelumnya di Rp15,610 per dolar as.
"Dari sisi Yield obligasi tenor 10 tahun cenderung stabil, masih adanya sejumlah berita positif dari para emiten hingga market global sebelumnya yang cenderung berada di zona hijaunya. Jadi IHSG tidak melemah. Namun, riil nya melemah dan dalam pula," katanya dikutip pada Rabu, 14 Februari 2024.
- Ini Daftar 9 Pemenang Lelang Blok WIUP
- Suara Rusak Atau Salah Coblos, Apakah Bisa Meminta Kertas Suara Baru?
- Promo Tiket Spesial TMII hingga Taman Safari di Hari Pencoblosan 2024, Ini Syaratnya
Reza menilai, adanya pelemahan ini tampaknya mengantisipasi hasil Pilpres. Di mana market belum terlihat akan ke arah mana dari pasangan capres-cawapres yang bertarung.
Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi Pemilu-pemilu sebelumnya dimana perandingan antara dua paslon membuat market lebih jelas condog ke arah Jokowi.
Di sisi lain, dukungan yang diberikan ke tiga paslon tersebut terpecah dan tidak ada yang terlalu dominan. Bahkan emiten-emiten yang berhubungan dengan para paslon tersebut tentunya dapat terimbas positif secara sentiment jika paslon yang diusungnya memenangi Pemilu nanti.
"Untuk saham-saham ini bisa dicek di masing-masing pendukung para paslon. Ada INDY, VKTR, BRMS, PMMP, MNCN," lanjutnya
Kemungkinan dua putaran, buat pasar berubah?
Reza mengatakan jika kemungkinan terjadi 2 putaran juga membuat sentimen di pasar bisa kembali berubah. Ia memperkirakan konisi market pada Kamis-Jumat usai pemilu akan cenderung variatif dengan melihat hasil perolehan sementara nantinya.
Bila terjadi 2 putaran maka ketidakjelasan ini bisa berlangsung hingga Oktober 2024. Akan tetapi, Tim Reliance Sekuritas menyebut sentiment ini bisa saja hanya sesaat sepanjang sentiment lainnya, semisal dari kondisi bursa saham global, pergerakan nilai tukar, rilis data-data ekonomi hingga rilis kinerja full year para emiten menghasilkan kondisi yang positif.
Beberapa sektor dan saham yang dapat menjadi pertimbangan (selain dari saham-saham pendukung paslon) diantaranya Banking seperti Bank Central Asia (BBCA), Bank Syariah Indonesia (BRIS), Telco & Tower (TLKM, MTEL, TOWR), Property (CTRA, BSDE).