Karyawan beraktivitas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 29 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Rekomendasi

IHSG Ditutup Stagnan, Saham NATO Dilego Usai Sempat Melonjak 71,88 Persen

  • IHSG ditutup tanpa mengalami perubahan dengan persentase 0% atau hanya turun sekitar 0,2 poin.

Rekomendasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup tanpa mengalami perubahan dengan persentase 0% atau hanya turun sekitar 0,2 poin pada level 6.958,01 pada penutupan perdagangan Kamis, 16 November 2023.

Melansir data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), stagnansi kinerja indeks komposit hari ini diikuti oleh total nilai transaksi pasar yang menurun menjadi Rp8,98 triliun dari Rp10,96 triliun pada perdagangan sebelumnya.

Dalam satu hari perdagangan, IHSG bergerak pada rentang 6.906,59 – 6.964,17. Hingga penutupan perdagangan, terdapat 218 saham menguat, 290 saham melemah, dan 240 saham lainnya ditutup stagnan.

Di tengah kondisi tersebut, sejumlah tercatat mengalami peningkatan kinerja optimal hingga masuk pada jajaran top gainers, seperti saham PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) yang melaju paling kencang mencapai 34,04% menuju level harga Rp126.

Kemudian, saham PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) ikut melesat 18,78% ke harga Rp234 per unit, diikuti oleh saham PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) yang mencatatkan kenaikan kinerja hingga 15,75% menuju kisaran Rp147.

Selanjutnya, saham PT MD Pictures Tbk (FILM) terpantau melonjak 14,89% dan parkir pada level Rp3.240, dibuntuti oleh saham PT Panca Global Kapital Tbk (PEGE) bertumbuh hingga 11,65% ke harga Rp230 per unit.

Adapun pada jajaran top losers, saham PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) menjadi saham yang terkoreksi paling dalam, yakni sekitar 14,21% setelah sebelumnya sempat melonjak 71,88% sejak awal pekan ini.

Sementara itu, saham PT Martina Berto Tbk (MBTO), PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE), PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK), serta PT Menn Teknologi Indonesia Tbk (MENN turut mengalami penurunan kinerja mendalam dengan persentase masing-masing 13,04%, 11,46%, 11,17% dan 9,76%.