IHSG Gagal Tembus Level 8.000 Usai Saham BREN ARB
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan Jumat, 20 September 2024, gagal menembus level 8.000 akibat PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengalami Auto Rejection Bawah (ARB).
Bursa Saham
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan Jumat, 20 September 2024, gagal menembus level 8.000 akibat PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengalami Auto Rejection Bawah (ARB).
Data dari Bursa Efek Indonesia, IHSG turun 1,43% ke level 7.792,18 di sesi pertama perdagangan akhir pekan ini. Sementara itu, saham BREN anjlok mencapai ARB sebesar Rp2.200 (19,95%), sehingga diperdagangkan di harga Rp8.825 per saham.
Nah, anjloknya saham BREN ini dipicu oleh pengumuman FTSE Global mengenai pembatalan saham emiten yang dikendalikan oleh Prajogo Pangestu ini dalam perhitungan indeks global kapitalisasi pasar besar. Pembatalan ini terjadi akibat rendahnya kepemilikan saham publik, yang membuat investor kehilangan kepercayaan.
- DPR Waspadai Intervensi Asing di Balik Pasal Diskriminatif Tembakau di PP 28/2024
- Targetkan NZE Sektor Industri Lebih Cepat di 2050, Ini Strategi Menteri Perindustrian
- Emiten Properti Grup Lippo Ini Kantongi Marketing Sales Rp741 Miliar
Saham BREN memiliki dampak signifikan terhadap IHSG karena emiten ini tercatat sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di Bursa Efek Indonesia, yang mencapai lebih dari Rp1.475 triliun kemarin.
Namun, setelah penurunan tersebut, market cap BREN menyusut menjadi Rp1.180 triliun, berkontribusi pada tekanan yang dialami oleh IHSG. Hal ini juga membuat emiten Prajogo Pangestu ini menduduki market cap terbesar kedua di Bursa Efek Indonesia.
Di sisi lain, terdapat beberapa saham yang mengalami penguatan signifikan pada hari ini. PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) melonjak hingga batas atas (ARA) sebesar 24,68% menjadi Rp2.880 per saham.
Penguatan itu, diikuti oleh PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) yang menguat 13% menjadi Rp330 per saham, dan PT Mitra Pack Tbk (PTMP) yang naik 12% menjadi Rp105 per saham. Kenaikan ini menunjukkan bahwa meskipun IHSG secara keseluruhan mengalami penurunan, terdapat saham-saham yang tetap menarik minat investor.
Sebelumnya, pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat pesat sebesar 76,25 poin (0,97%) ke level penutupan 7.905,39. Pemodal asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) saham senilai Rp2,08 triliun, dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling banyak diminati, diikuti oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Tren ini mencerminkan minat yang kuat dari investor asing terhadap saham-saham perbankan di tengah ketidakpastian pasar. Hal tersebut juga didukung oleh sentimen positif imbas Bank Indonesia menurunkan suku bunga sebesar 25 Bps.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengungkapkan bahwa IHSG hari ini berada di akhir penguatannya, sehingga potensi koreksi cukup besar. Meskipun demikian, Didit menilai bahwa koreksi ini adalah hal yang wajar mengingat reli IHSG sejak pertengahan Juni 2024.
Ia memperkirakan, pergerakan IHSG akan menemukan support di level 7.736 dan resistance di 7.833, serta merekomendasikan saham-saham seperti INCO, MAPA, DOID, dan ARTO untuk dicermati.