IHSG Galau, OmFin Rekomendasi Beli Saham ISSP, KLBF dan BNGA
Saham-saham tersebut adalah PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Bursa Saham
JAKARTA – Setelah menguat 1,85% pada pekan lalu, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini diprediksi penuh kegamangan. Pasalnya dua sentimen yang berseberangan mewarnai pasar modal saat ini.
Sentimen positif datang dari rencana pengumuman nama dewan pengawas dan direksi Sovereign Wealth Fund (SWF) pada pekan depan. Di sisi lain, tak usainya peningkatan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia turut membuat para investor cemas.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Dengan adanya kondisi ini, CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto mengatakan, setidaknya terdapat tiga saham yang layak dicermati dan berpotensi profit di pekan ini.
Saham-saham tersebut adalah PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Dalam riset mingguannya, Fendy merekomendasikan beli saham ISSP di rentang harga Rp220 – Rp230 dengan stop (cut) loss untuk dipasang pada level Rp205.
“Target jual yang kita sasar adalah Rp270 hingga Rp290,” ujar Fendy yang juga merupakan host podcast Channel OmFin Senin 18 Januari 2021.
Selanjutnya, ia merekomendasikan saham KLBF dibeli pada kisaran harga Rp1.625 – Rp1.645 dengan stop loss di level Rp1.570 untuk mengantisipasi potensi loss. Target jual yakni Rp2.000 – Rp2.150 per lembar saham.
Terakhir, saham BNGA dengan rekomendasi beli di harga Rp970 – Rp1.005. Cut loss level dipasang pada Rp950 dan target jual di kisaran Rp1.150 – Rp1.200.
Rekomendasi Pekan Lalu
Pada pekan lalu (11 – 15 Januari 2021), OmFin sempat merekomendasikan tiga saham LQ45 yang berpotensi cuan. Ketiganya yaitu PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) serta PT Astra International Tbk (ASII).
Ia merekomendasikan saham GGRM pada saat itu dibeli pada kisaran Rp41.000 – Rp41.250 dengan stop loss level di Rp39.500 dan target jual Rp45.500 – Rp47.000. Hasilnya, hingga akhir perdagangan Jumat, 15 Januari 2021 lalu, saham GGRM ditutup pada level Rp40.800.
“Ada unrealized loss sebesar -0,48 persen. Dan pada pekan kemarin sebenarnya sudah mencapai level Rp41.600 atau ada potential gain sebesar 1,22 persen,” jelasnya.
Lalu, HMSP yang ia rekomendasikan beli di harga Rp1.490 – Rp1.505 pada pekan lalu dengan cut loss di level Rp1.390 dan target jual di kisaran Rp1.800 – Rp1.900. Pada penutupan perdagangan, saham HSMP ditutup pada level Rp1.460 sehingga ada unrealized loss sebesar -2,01%.
“Sementara harga tertinggi pada pekan lalu yang berhasil dicapai adalah Rp1.535 atau pada saat itu terdapat potential gain sebesar 3,02 persen,” kata Fendy.
Rekomendasi terakkhir pada pekan lalu adalah ASII dengan akumulasi beli di rentang harga Rp6.200 – Rp6.425, stop loss level di Rp6.000. Sedangkan target jualnya Rp7.000 – Rp7.200.
Sampai penutupan perdagangan Jumat lalu, saham ASII ditutup menguat di level Rp6.575. Dengan demikian, terdapat running profit sebesar 2,73% dan keuntungan pada harga tertingginya bisa mencapai 8,20%.
“Jangan lupa terus invest. Cuan party, enggak cuan ngopi,” tutup OmFin dengan tagline khasnya. (SKO)