<p>Karyawan melintas dengan latar belakang layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jum&#8217;at, 6 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

IHSG Hanya Naik Tipis Akhir Pekan, Saham Telkom dan Bank Mandiri Diobral Asing

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,04% atau 2,45 basis poin ke posisi 5.461,05 pada perdagangan Jumat, 13 November 2020. IHSG sempat terperosok ke zona merah pada sesi I perdagangan sebelum akhirnya menghijau satu jam sebelum bursa ditutup.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,04% atau 2,45 basis poin ke posisi 5.461,05 pada perdagangan Jumat, 13 November 2020. IHSG sempat terperosok ke zona merah pada sesi I perdagangan sebelum akhirnya menghijau satu jam sebelum bursa ditutup.

Saham-saham berkapitalisasi pasar besar di Indeks LQ45 menjadi pendorong laju bursa dengan penguatan 0,06%. Dari sisi sektoral, bisnis tambang dan properti menjadi pengungkit laju indeks dengan penguatan masing-masing 0,78% dan 0,61%.

Sepanjang perdagangan, Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan transaksi sebesar Rp8,76 triliun dengan volume 12,35 miliar saham dan 8,76 juta kali transaksi. Sebanyak 202 emiten bergerak naik atau menghijau, 282 menguning atau statis, dan sisanya 228 memerah atau turun.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan, berdasarkan rasio fibonacci, IHSG bergerak dalam level resitensi 5.381,95 dan support 5.529,96. Sedang dilihat dari indikator Moving Avarage Convergence Divergence (MACD), stochastic, dan Relative Strength Index (RSI) masih menunjukkan sinyal positif.

“Di sisi lain, terlihat beberapa pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat,” terang Nafan dalam riset harian yang diterima TrenAsia.com, Jumat, 13 November 2020.

Sayangnya, meski IHSG bergerak positif, aksi investor asing justru tidak begitu kinclong. Asing tercatat membukukan aksi jual bersih atau net foreign sell (NFS) sebesar Rp237,85 miliar. Tambahan ini membuat dana asing keluar dari bursa semakin menggendut menjadi Rp42,05 triliun.

Berdasarkan data RTI Business, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi saham yang paling banyak dilego asing dengan total Rp111,5 miliar. Disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp100,3 miliar.

Sebaliknya, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) membukukan beli bersih asing atau net foreign buy (NFB) Rp37,9 miliar. Ditemani PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp27,5 miliar. (SKO)

10 Saham Paling Diburu Asing
  • BTPS: Rp37,9 miliar
  • BBCA: Rp27,5 miliar
  • MDKA: Rp21,6 miliar
  • CPIN: Rp9,9 miliar
  • ACES: Rp6,7 miliar
  • INTP: Rp4,3 miliar
  • KLBF: Rp3,8 miliar
  • ASII: Rp3,3 miliar
  • BRMS: Rp2,5 miliar
  • INCO: Rp2,3 miliar
10 Saham Paling Banyak Dilego Asing
  • TLKM: Rp111,5 miliar
  • BMRI: Rp100,3 miliar
  • BBRI: Rp43,3 miliar
  • MNCN: Rp16,3 miliar
  • CTRA: Rp15 miliar
  • INDF: Rp14 miliar
  • ICBP: Rp12,9 miliar
  • GGRM: Rp12 miliar
  • UNVR: Rp11,2 miliar
  • UNTR: RP10,2 miliar