<p>Awak media melakukan peliputan dengan latar belakang layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jum&#8217;at, 25 September 2020. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dan ditutup menguat 103,03 poin atau 2,13 persen ke posisi 4.945,79 pada hari ini, setelah empat hari beruntun parkir di zona merah. Penguatan indeks hari ini ditopang kenaikan saham-saham berkapitalisasi jumbo alias big caps. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

IHSG Lanjut Reli Saat BI Rate Tetap 4 Persen dan BRIS Resmi Merger

  • Selama tujuh hari beruntun, IHSG reli terus menunjukkan penguatan sehingga hari ini ditutup pada zona hijau ke level 5.132,57. IHSG naik 0,77% atau 39,47 basis poin dari penutupan hari sebelumnya yang berada pada posisi 5.093,99.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Hasil apik kembali ditorehkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan, Selasa 13 Oktober 2020. Selama tujuh hari beruntun, IHSG reli terus menunjukkan penguatan sehingga hari ini ditutup pada zona hijau ke level 5.132,57. IHSG naik 0,77% atau 39,47 basis poin dari penutupan hari sebelumnya yang berada pada posisi 5.093,99.

Secara keseluruhan total transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (IHSG) hari ini mencapai Rp8,91 triliun. Dengan PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) memimpin daftar saham paling banyak diperdagangkan senilai Rp990 miliar.

Sepanjang perdagangan hari ini tercatat 201 saham tumbuh positif, 296 bergerak statis, dan 215 lainnya terdepresiasi turun. Saham-saham berkapitalisasi besar di LQ45 turut menyumbang penguatan dengan kenaikan 0,8%.

Penguatan IHSG ditopang pula oleh pergerakan sektor finansial dan ragam industri yang kenaikannya cukup tinggi. Keduanya mencatatkan pertumbuhan masing-masing 1,81% dan 0,83%.

Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menilai, penguatan IHSG dipicu oleh langkah Bank Indonesia (BI) yang berhasil menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah rendahnya inflasi tahun ini. BI, sambung dia, telah melihat adanya perbaikan ekonomi dalam negeri dengan adanya stimulus fiskal dan ekspor dari pemerintah.

“Aktifitas ekspor juga membaik ditopang oleh berlanjutnya permintaan global terutama AS dan China untuk besi baja, pulp dan kertas serta produk tekstil,” terang Lanjar dalam riset harian yang diterima TrenAsia.com, Selasa, 13 Oktober 2020.

Aksi Investor Asing

Namun demikian, tren investasi asing di pasar bursa hingga saat ini agaknya masih belum menunjukkan adanya tren beli. Asing hari ini masih mencatat aksi jual bersih (net foreign sell/NFS) sebesar Rp55,7 miliar. Sehingga dengan begitu, sejak awal tahun asing telah mencatatkan aksi jual bersih senilai Rp46,11 triliun.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi saham yang paling banyak dilego asing dengan nilai Rp58,4 miliar. Disusul PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan nilai jual bersih Rp28,2 miliar.

Sebaliknya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) justru menjadi saham yang paling banyak diborong asing (net foreign buy/NFB) dengan pembelian mencapai Rp31,7 miliar. Disusul saham Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) dengan aksi beli bersih Rp13 miliar.

Selain IHSG, hampir seluruh indeks saham Asia pun rupanya juga ditutup positif. Indeks Nikkei (+0,18%), TOPIX (+0,35%), Hang Seng (+2,20%) dan CSI300 (+0,33%).

Indeks ini, kata Lanjar, naik mengiringi optimisme investor tarhadap kenaikan saham-saham di Hong Kong. Serta langkah People Bank’s of China (PBOC) yang cukup agresif untuk mempertahankan aktivitas ekspornya.

Di sisi lain, mayoritas bursa perdagangan Eropa dibuka pada tren melemah. Indeks Eurostoxx (-0,20%), FTSE (-0,27%) dan DAX (-0,28%) turun mengiringi ekuitas berjangka AS ketika investor cenderung pesimistis terhadap berita penemuan virus COVID-19 yang semakin mundur. (SKO)

10 besar saham emiten paling diburu asing
  • TOWR: Rp31,7 miliar.
  • POLL: Rp13 miliar.
  • KLBF: Rp5,2 miliar.
  • UNVR: Rp5 miliar.
  • ACES: Rp4,2 miliar.
  • EXCL: Rp3,3 miliar.
  • GGRM: Rp2,6 miliar.
  • BBRI: Rp2,5 miliar.
  • MCAS: Rp2,4 miliar.
  • UNTR: Rp2,3 miliar.
10 besar saham paling banyak dilepas asing
  • BMRI: Rp58,4 miliar.
  • TLKM: Rp28,2 miliar.
  • BSDE: Rp27,1 miliar.
  • INKP: Rp26,6 miliar.
  • ASII: Rp25,4 miliar.
  • INDF: Rp18,3 miliar.
  • BBNI: Rp16 miliar.
  • INCO: Rp14,8 miliar.
  • MNCN: Rp12,9 miliar.
  • SMGR: Rp9,2 miliar.