<p>Awak media melakukan peliputan dengan latar belakang layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jum&#8217;at, 6 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

IHSG Lesu: Rekomendasi Saham AGRO, GGRM dan KLBF Beli; BJBR, CPIN, HEAL, dan SSIA Jual

  • IHSG hari ini bakal berada di rentang 5.381,95-5.529,96.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan, Jumat, 13 November 2020 berpotensi masih mengalami koreksi lanjutan menyusul pelemahan hari sebelumnya. Tercatat pada Kamis, 12 November 2020 kemarin, laju indeks terkoreksi 0,92% atau 50,91 basis poin ke posisi 5.458,6 setelah lima hari beruntun menunjukkan reli penguatan.

Sektor keuangan dan properti menjadi penekan laju indeks dengan pelemahan masing-masing 2,13% dan 1,57%. Sementara sektor pengungkit IHSG disokong oleh industri agrikultura dan consumer goods yang naik 1,91% dan 0,46% secara berurutan.

Saham-saham berkapitalisasi besar di Indeks LQ45 turut menjadi kontributor atas tertekannya laju indeks dengan pelemahan 1,52%. Pun demikian dengan saham-saham lapis kedua di indeks IDX SMC Liquid yang terkoreksi 1,07%.

Dari seluruh emiten yang melantai di bursa, sebanyak 299 emiten memerah, 262 menguning atau tidak bergerak, sisanya 151 menghijau atau tumbuh. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turun cukup dalam dengan koreksi 4,13% ke posisi Rp3.950 per lembar.

Di sisi lain, investor asing pada perdagangan kemarin membukukan aksi jual bersih alias net foreign sell (NFS) sebesar Rp256,26 miliar. Capaian itu sekaligus menghentikan tren positif investor asing selama tiga hari belakangan yang selalu mencatatkan net buy. Dengan demikian, total NFS sepanjang 2020 kembali menggendut ke level Rp41,81 triliun.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi saham yang paling banyak diobral dengan NFS Rp68,2 miliar. Ditemani oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar Rp28,8 miliar.

Dengan catatan negatif ini, kinerja indeks pun diprediksi bakal melanjutkan tren koreksi pada Jumat, 13 November 2020. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, dari indikator stochastic dan Relative Strength Index (RSI), indeks sudah menunjukkan adanya tren jenuh beli.

Berdasarkan rasio fibonacci, level support dan resistensi IHSG hari ini bakal berada di rentang 5.381,95-5.529,96. Kendatipun jika dilihat dari indikator Moving Avarage Convergence Divergence (MACD) masih tampak adanya sinyal positif bagi kinerja indeks.

“Di sisi lain, terlihat pola evening star candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG,” terang Nafan dalam riset harian yang diterima TrenAsia.com, dinukil Jumat, 13 November 2020.

Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut.

AGRO

Harga harian (392) {RoE: 0.80%; PER: 247.50x; EPS: 1.60; PBV: 1.98x; Beta: 2.56}: Pergerakan harga saham telah menguji garis moving avarage (MA) 20 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistensi pertama masih terbuka lebar. Akumulasi beli pada level 386 – 392, dengan target harga secara bertahap di level 414, 478 dan 540. Support: 386 dan 365.

BJBR

Harga harian (1.290) {RoE: 13.96%; PER: 7.82x; EPS: 164.99; PBV: 1.10x; Beta: 1.89}: Terlihat pola bearish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi aksi profit taking pada pergerakan harga saham. Sell on strength pada level 1.290 – 1.335, dengan target harga di level 1.175. Resistensi: 1.350.

CPIN

Harga harian (6.775) {RoE: 13.46%; PER: 36.13x; EPS: 185.45; PBV: 4.86x; Beta: 0.89}: Terlihat beberapa pola hanging man candle yang mengindikasikan adanya potensi aksi profit taking pada pergerakan harga saham. Sell on strength pada level 6.775 – 6.900, dengan target harga secara bertahap di level 6.550 dan 6.350. Resistensi: 6.900 dan 7.300.

GGRM

Harga harian (41.475) {RoE: 13.98%; PER: 10.47x; EPS: 3962.96; PBV: 1.38x; Beta: 1.13}: Pergerakan harga saham telah menguji beberapa garis MA 10 maupun MA 20 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistensi pertama masih terbuka lebar. Akumulasi beli pada area 41.000 – 41.475 dengan target harga secara bertahap di level 42.375, 43.300, 47.200 dan 66.125. Support: 41.075 dan 39.400.

HEAL

Harga harian (3.450) {RoE: 10.98%; PER: 29.67x; EPS: 116.29; PBV: 3.23x; Beta: Tidak diketahui}: Terlihat beberapa pola hanging man candle yang mengindikasikan adanya potensi aksi profit taking pada pergerakan harga saham. Sell on strength pada area level 3.450 – 3.700 dengan target harga di level 3.280. Resistensi: 3.800.

KLBF

Harga harian (1.485) {RoE: 14.68%; PER: 26.02x; EPS: 57.64; PBV: 3.82x; Beta: 0.9}: Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Akumulasi beli pada area level 1.475 – 1.485, dengan target harga secara bertahap di level 1.535, 1.595 dan 1.850. Support: 1.460 dan 1.340.

KRAS

Harga harian (400) {RoE: 1.97%; PER: 57.80x; EPS: 6.92; PBV: 1.14x; Beta: 2.14}: Terlihat pola shooting star candle yang mengindikasikan adanya potensi aksi profit taking pada pergerakan harga saham. Partial sell atau jual sebagian pada area level 400 – 420, dengan target harga di level 378. Resistesnsi: 438.

SSIA

Harga harian (545) {RoE: -6.34%; PER: -9.71x; EPS: -56.13; PBV: 0.62x; Beta: 0.97}: Terlihat pola tweezer top candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi aksi profit taking pada pergerakan harga saham. Sell on strength pada area level 545 – 555, dengan target harga di level 525. Resistensi: 575. (SKO)