Karyawan melintas di depan layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, 9 Mei 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

IHSG Loyo di Bulan Pertama 2023, Enggak Kena January Effect?

  • IHSG turun 0,16% (ytd) ke level 6.839 pada 31 Januari 2023, BEI berikan penjelasan.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan penjelasan atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah di bulan pertama 2023.

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, IHSG secara year-to-date (ytd) hingga 31 Januari 2023 mengalami penurunan 0,16%.

Dikutip dari data Trading View, pada penutupan perdagangan akhir tahun 2022, IHSG berada di posisi 6.850,62, dan angkanya menyusut ke 6.839,34 pada penutupan perdagangan 31 Januari 2023.

Dengan penurunan ini, pasar saham di Indonesia terkesan tidak mengalami "January Effect", yakni fenomena ketika instrumen-instrumen investasi mengalami penguatan pada bulan Januari.

Menurut Iman, penurunan yang terjadi pada IHSG di awal tahun ini disebabkan oleh para investor yang mengambil kesempatan untuk melakukan aksi taking profit setelah bursa mengalami penguatan pada 2022.

Selain itu, pembukaan penguncian aktivitas di China pun pada akhirnya turut mendorong peralihan arus modal asing dari Indonesia ke negeri Tirai Bambu sehingga wajar saja jika indikator-indikator ekonomi di Indonesia mengalami pelemahan.

Akan tetapi, Iman meyakini bahwa secara fundamental, ekonomi Indonesia sebenarnya masih cukup baik sehingga ke depannya, IHSG masih berpotensi menguat.

"Ke depannya, pertumbuhan akan terjadi seiring dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)," ujar Iman dalam perhelatan Temu Manajemen BEI dengan Wartawan Pasar Modal di Pacific Place Jakarta, Kamis, 2 Februari 2023.

Iman pun optimis PDB akan bertumbuh positif dan turut berdampak kepada IHSG karena pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, walaupun IHSG melemah di awal tahun, namun pencapaian pada tahun 2022 memberikan indikasi positif atas kinerja pasar saham di dalam negeri.

Bahkan, Iman mengatakan pula bahwa BEI adalah salah satu di antara segelintir bursa yang mencatat kinerja positif pada 2022.

"Kalau kita lihat, di akhir tahun lalu, BEI adalah salah satu dari sedikit bursa yang positif dengan pertumbuhan 4,08%," kata Iman.

Untuk diketahui, IHSG bergerak dari 6.581,4 pada 2021 ke posisi 6.850,6 pada 2022.

Menurut data statistik BEI, sektor energi menjadi pendorong utama penguatan IHSG sepanjang 2022.

Dalam rentang perdagangan 30 Desember 2021 hingga 30 Desember 2022, sektor energi (IDXENERGY) tercatat sebagai yang bertumbuh paling perkasa dengan kenaikan 100,05% ke level 2.279,54 poin.