
IHSG Menguat 5,5 Persen di Awal Maret 2025: Akhir Tren Penurunan atau Masih Berisiko Melemah?
- Menjelang akhir pekan pertama Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 5,5% sejak awal pekan hingga 6 Maret, setelah sebelumnya turun 21% dari puncaknya pada September 2024.
Bursa Saham
JAKARTA – Menjelang akhir pekan pertama Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 5,5% sejak awal pekan hingga 6 Maret, setelah sebelumnya turun 21% dari puncaknya pada September 2024.
Penguatan ini menimbulkan pertanyaan: apakah tren penurunan IHSG sudah berakhir dan pemulihan akan berlanjut, atau justru masih berisiko melemah? Untuk menjawabnya, berikut ini adalah data historis pergerakan IHSG.
Tim Research Stockbit Sekuritas mencatat bahwa rata-rata dan kisaran penurunan historis IHSG mirip dengan level penurunan saat ini. “Dalam 20 tahun terakhir, terdapat 8 kejadian di mana IHSG mengalami penurunan signifikan, yaitu minimum sebesar 15%,” tulis tim riset dalam laporan mereka pada Kamis, 6 Maret 2025.
Dari jumlah tersebut, dua kejadian disebabkan oleh krisis besar dengan penurunan masif, yakni pandemi Covid-19 (-38,4%) dan Global Financial Crisis (-61,6%). Jika dua krisis tersebut dikecualikan, rata-rata pelemahan IHSG dari 6 kejadian lainnya adalah 21,4%, dengan kisaran penurunan antara 15,8–26,9%. “Angka ini menunjukkan bahwa level penurunan IHSG saat ini masih berada dalam kisaran historis yang wajar,” lanjut laporan tersebut.
Selain itu, IHSG selalu berhasil rebound ke level sebelum penurunan, meskipun durasinya lebih panjang dibandingkan dengan fase penurunannya. “Bahkan, dalam 5 kejadian, IHSG tidak hanya pulih tetapi juga melampaui level sebelum penurunan terjadi,” ungkap tim riset.

Salah satu contoh adalah saat perang dagang jilid pertama pada Februari–Juli 2018. “Saat itu, IHSG mengalami penurunan tetapi berhasil pulih sepenuhnya. Kondisi tersebut memiliki kemiripan dengan situasi saat ini,” tutup laporan tersebut.
Untuk itu, kata jika investor menilai bahwa kondisi saat ini bukan merupakan krisis dan prospek terjadinya krisis tidaklah besar, sejarah menunjukkan bahwa penurunan IHSG saat ini sudah atau mendekati akhir dan berpotensi diikuti oleh rebound yang signifikan.
Sementara itu, pada perdagangan Jumat, 7 Maret 2025, hingga pukul 10.31 WIB, indeks composite sukses berbalik menguat dari awal sesi yang sempat melemah. Kini, IHSG bertengger di level 6.676, yang mencerminkan penguatan 0,89%.
Pembalikan IHSG ini didorong oleh saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang melesat 1,67% ke level Rp2.440 per saham. Ini disusul, PT Petrosea Tbk (PTRO) yang melenting 2,37% ke level Rp3.460 per saham.
MNC Sekuritas dalam risetnya menilai bahwa penguatan IHSG telah mencapai target terdekat di rentang 6.615–6.639, dengan target selanjutnya di kisaran 6.686–6.762. Investor disarankan memperhatikan level support di 6.446–6.297 serta resistance di 6.698–6.818.
Dari sisi rekomendasi saham harian, perusahaan efek dengan kode broker EP ini menyarankan spec buy untuk saham CUAN dan ISAT, sementara untuk saham ERAA dan BRIS, disarankan buy on weakness.