<p>Karyawan melintas dengan latar belakang layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jum&#8217;at, 6 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

IHSG Merah, Bursa malah Catat Rekor Transaksi Tertinggi Rp18,16 Triliun

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu, 25 November 2020 harus puas berakhir di zona merah setelah menguat secara beruntun dua hari belakangan. IHSG hari ini terkoreksi 0,38% atau 21,78 poin ke posisi 5.679,24.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu, 25 November 2020 harus puas berakhir di zona merah setelah menguat secara beruntun dua hari belakangan. IHSG hari ini terkoreksi 0,38% atau 21,78 poin ke posisi 5.679,24.

Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menuturkan, pelemahan IHSG kali ini tertekan oleh pergerakan saham-saham di sektor aneka industri dan infrastruktur. Kedua sektor itu mengalami pelemahan masing-masing 2,83% dan 1,56%.

Saham-saham big caps, seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menjadi penahan laju indeks dengan penurunan cukup dalam. Saham ASII anjlok 4,31% atau 250 poin ke level Rp5.550 per lembar. Sedangkan saham JSMR amblas 4,42% atau 200 poin ke level Rp4.320 per lembar.

Beruntung saat investor domestik cenderung melakukan aksi profit taking, investor asing justru beramai-ramai masuk ke pasar modal. Walhasil, investor asing pun berhasil membukukan net buy Rp580,59 miliar.

“Saham-saham BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk) yang terbanyak dibeli asing sebesar Rp524,33 miliar,” ungkap Lanjar dalam riset harian yang diterima TrenAsia.com, Rabu, 25 November 2020.

Kendati demikian, Lanjar menilai bahwa penurunan IHSG kali ini terbilang cukup wajar mengingat beberapa hari belakangan bursa sudah mencatatkan kenaikan signifikan. Sentimen pengurangan libur panjang akhir tahun yang diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat investor berpikir bakal ada peluang lebih panjang untuk waktu perdagangan.

“Sehingga investor lebih memilih untuk bersikap lebih konservatif,” kata dia.

Rekor Transaksi

Menariknya, meski secara pergerakan melemah, tetapi jumlah transaksi di IHSG hari ini justru berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang tahun. Bursa berhasil membukukan total transaksi Rp18,16 triliun menembus rekor sebelumnya pada 29 Mei 2020 yang sempat menyentuh Rp16,3 triliun.

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo menyebut, rekor tertinggi juga dicatatkan oleh frekuensi transaksi pasar reguler. Hari ini, total frekuensi transaksi saham di BEI mencapai 1,41 juta kali. Lebih tinggi dibandingkan rekor sebelumnya pada 8 Juni 2020 yang hanya 930.501 kali.

Laksono mengatakan, tinggnya jumlah transaksi itu disebabkan oleh sentimen bursa Amerika Serikat (AS) yang juga mampu mencetak rekor. pada perdagangan, Selasa, 24 November 2020, Dow Jones Index (DJI) ditutup meroket 1,54%. Didorong sentimen Donald Trump yang rela menyerahkan kepemimpinan presiden AS kepada Joe Biden.

“Merespons kenakaikan DJI di US (United States),” ungkap Lankono singkat kepada media, Rabu, 25 November 2020. (SKO)