<p>Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun hingga 5% pada Senin, 30 Maret 2020 pukul 10.20 waktu JATS sehingga perdagangan saham dibekukan sementara atau trading halt. / Antara Foto</p>
Industri

IHSG Merah Lagi, Saham Bank Masih Diobral Asing Terseret Skandal FinCEN Files

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan bursa Rabu 23 September 2020, masih terkulai lemah di zona merah. IHSG sempat perkasa pada perdagangan sesi dengan naik ke level 4.984,23 sebelum akhirnya tersungkur ke level 4.917,95 pada akhir perdagangan.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan bursa Rabu 23 September 2020, masih terkulai lemah di zona merah. IHSG sempat perkasa pada perdagangan sesi dengan naik ke level 4.984,23 sebelum akhirnya tersungkur ke level 4.917,95 pada akhir perdagangan.

Pelemahan IHSG ditekan oleh sektor ragam industri dan agrikultur. Dua sektor ini mengalami penurunan 0,96% dan 0,86% secara berturut-turut.

Selain itu, penurunan IHSG ini juga diwarnai oleh aksi jual bersih investor asing senilai Rp233,87 miliar. Sehingga sejak awal tahun, total net sell asing pada bursa Tanah Air telah mencapai Rp40,84 triliun.

Sentimen dari The Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) Files  yang melibatkan 19 bank nasional tampaknya masih menjadi batu sandungan bagi kinerja IHSG hari ini. Hal tersebut terbukti dari tren jual bersih asing terhadap saham-saham perbankan di Tanah Air.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling banyak diobral asing dengan nilai Rp552,9 miliar. Diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan nilai Rp221,2 miliar. (SKO)

Berikut 10 saham paling banyak dilego asing:
  1. BBCA: Rp49,8 miliar
  2. BMRI: Rp37,2 miliar
  3.  UNVR: Rp25,2 miliar
  4. BBRI: Rp23,8 miliar
  5. TOWR: Rp22,3 miliar
  6. MIKA: Rp11,9 miliar
  7. GGRM: Rp11,1 miliar
  8. INDF: Rp10,5 miliar
  9. CPIN: Rp9,7 miliar
  10. ASII: Rp9,3 miliar