<p>Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/4/2020), dibuka dan ditutup menguat yang didorong naiknya bursa saham Asia. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz</p>
Industri

IHSG Mulai Rebound Sinyal Positif Pasar Keuangan

  • Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan pasar saham yang bergerak positif beberapa kali dalam sepekan menjadi sinyal positif para investor kepada Indonesia di tengah dampak wabah COVID-19.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan pasar saham yang bergerak positif beberapa kali dalam sepekan menjadi sinyal positif para investor kepada Indonesia di tengah dampak wabah COVID-19.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam rapat kerja daring bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan Komisi XI DPR mengaku bahagia dengan sinyal rebound tersebut.

“Beberapa kali hijau dalam seminggu, alhamdulilah berbagai kebijakan yang kami lakukan ini mudah-mudahan dipandang positif investor,” kata Wimboh di Jakarta, Senin, 6 April 2020.

OJK, lanjut dia, melakukan sejumlah langkah ketika pasar saham memerah, di antaranya memperbolehkan pembelian kembali saham atau buyback tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS).

Kemudian, melakukan auto rejection perdagangan ketika transaksi merosot hingga di bawah 5% hingga mengeluarkan larangan short selling.

Wimboh mengatakan pasar saham yang sebelumnya memerah karena adanya sentimen negatif sehingga mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI merosot hingga 26,1%.

Kondisi itu, kata dia, tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di sejumlah negara.

Kemudian, lanjut dia, terjadi net sell di pasar saham yang mencapai Rp10,7 triliun dan investor asing menjual surat berharga negara (SBN) mencapai Rp129 triliun.

Sementara itu, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ini, dibuka dan ditutup menguat yang didorong naiknya bursa saham Asia.

IHSG ditutup menguat 18,4 poin atau 4,07% ke posisi 4.811,83. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 34,31 poin atau 4,88% menjadi 736,73.

Sementara itu, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan menguat, namun dinilai masih rawan terkoreksi.

Rupiah pada Senin sore ditutup menguat 17 poin atau 0,11% menjadi Rp16.413 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.430 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah hari ini seiring dengan pergerakan positif aset berisiko seperti naiknya bursa saham Asia.

Selain itu sentimen positif lainnya yaitu data tingkat kematian akibat wabah Virus Corona baru atau COVID-19 yang menurun di beberapa negara pusat pandemi seperti AS, Italia, Spanyol, dan negara Eropa lainnya, yang mengindikasikan bahwa masa puncak pandemi mungkin akan segera berlalu.

Kendati demikian, Ariston menilai penguatan rupiah hari ini masih rentan karena penyebaran COVID-19 masih meninggi di Indonesia.

“Di AS juga masih terus meningkat lajunya. Di China muncul gelombang kedua. Jadi pasar masih mewaspadai penyebaran wabah ini,” ujar Ariston dilansir Antara.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp16.450 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp16.413 per dolar AS hingga Rp16.563 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp16.556 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp16.464 per dolar AS. (SKO)