<p>Pewarta mengambil gambar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jum&#8217;at, 25 September 2020. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dan ditutup menguat 103,03 poin atau 2,13 persen ke posisi 4.945,79 pada hari ini, setelah empat hari beruntun parkir di zona merah. Penguatan indeks hari ini ditopang kenaikan saham-saham berkapitalisasi jumbo alias big caps. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

IHSG Naik Saat Net Sell Asing Tembus Rp1,06 Triliun, Saham BBCA dan HMSP Diobral

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat, 27 November 2020 berhasil melanjutkan reli penguatan dengan kenaikan 0,4% atau 23,41 basis poin ke level 5.783,33.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat, 27 November 2020 berhasil melanjutkan reli penguatan dengan kenaikan 0,4% atau 23,41 basis poin ke level 5.783,33.

Saham-saham di sektor agrikultur dan properti menjadi pendorong laju indeks dengan kenaikan masing-masing 4,65% dan 2,65%. Sepanjang perdagangan, investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan total transaksi sebesar Rp16,67 triliun.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakakan, penguatan IHSG hari ini dibayangi oleh sentimen eksternal dan internal. Dari eksternal, kata dia, ada hasil pengumuman Biro Statistik China yang baru saja menyampaikan bahwa Purchasing Manufacture Index (PMI) naik 0,7% secara tahunan.

Dari sentimen lokal, kesiapan proses distribusi vaksin COVID-19 semakin meyakinkan investor untuk terus menggelontorkan investasinya.

“Tentunya menjadi suatu harapan program vaksinisasi dapat segera berjalan,” ungkapn Nico dalam riset hariannya, Jumat, 27 November 2020.

Sayangnya, di tengah penguatan ini, investor asing justru mencatatkan aksi jual bersih (net foreign sell/NFS) senilai Rp1,06 triliun. Nilai itu semakin menebalkan NFS sejak awal tahun menjadi Rp40,58 triliun.

Berdasarkan data RTI Business, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling banyak dilego asing dengan nilai mencapai Rp186,9 miliar. Disusul PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) senilai Rp92,3 miliar.

Sebaliknya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menjadi saham yang paling diburu senilai Rp102,6 miliar. Ditemani PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Rp83,2 miliar. (SKO)