Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Rekomendasi

IHSG Potensi Menguat, Saham ESSA, SIDO dan BFIN Menarik Disimak

  • Saham ESSA, SIDO dan SMRA berpotensi menghasilkan cuan tatkala IHSG diprediksi melemah.

Rekomendasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami penguatan terbatas pada perdagangan Senin, 29 April 2024. Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan indeks composite bergerak pada support dan resistance di level 7.015 – 7.100. 

Pilarmas pun memberikan rekomendasi saham potensi cuan antara lain emiten migas PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), emiten jamu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). 

Pada perdagangan Jumat, 26 April 2024, IHSG ditutup melemah 119,21 poin atau 1,67% ke level 7.036. Pelemahan IHSG tertekan oleh jatuhnya sektor barang konsumsi non primer sebesar 2,8%.

Pilarmas bilang data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan bahwa menurunkan inflasi semakin sulit dan tingkat ketenagakerjaan terus meningkat. Pertemuan Federal Reserve pada 2 Mei mendatang akan menjadi sorotan utama bagi pelaku pasar dan investor, meskipun kebijakan moneternya tidak diperkirakan akan berubah. 

“Namun secara pandangan dan probabilitas penurunan tingkat suku bunga The Fed akan sangat dinantikan,” tulis Pilarmas dalam riset harian Senin, 29 April 2024. 

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024, yang diperkirakan dapat mencapai 5,17% YoY. Angka proyeksi ini menunjukkan peningkatan dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 5,03% YoY.

Namun demikian, analis dari Pilarmas menegaskan kekhawatiran terkait kemungkinan kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II hingga kuartal III 2024. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok seperti beras dan jagung, yang dipicu oleh pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS. 

Kondisi ini dipengaruhi oleh kebijakan impor beras dan jagung yang masih dilakukan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Oleh sebab itu, kami berharap kita dapat mempersiapkan berbagai hal untuk dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan dan ketidakpastian agar pada kuartal ke II dan III dapat mengejar pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada tahun ini,” jelas Pilarmas.

PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA)

  • Last price: 775
  • Support: 710
  • Resistance: 790
  • Target: 785

PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN)

  • Last price: 1.000
  • Support: 995
  • Resistance: 1.035
  • Target: 1.020

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)

  • Last Price: 705PBV : 5,18x
  • Support: 700
  • Resistance: 725
  • Target: 720
  • Exit: 680

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)

  • Last Price: 500
  • PBV : 0,67x
  • Support: 500
  • Resistance: 520
  • Target: 470
  • Exit: 540a