<p>Pewarta mengambil gambar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jum&#8217;at, 25 September 2020. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dan ditutup menguat 103,03 poin atau 2,13 persen ke posisi 4.945,79 pada hari ini, setelah empat hari beruntun parkir di zona merah. Penguatan indeks hari ini ditopang kenaikan saham-saham berkapitalisasi jumbo alias big caps. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

IHSG Reli 6 Hari Beruntun, Saham BBCA Laris Diborong Asing

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan reli penguatan selama enam hari beruntun. IHSG hari ini, Senin 12 Oktober 2020, kembali ditutup menguat 39,43 basis poin atau 0,78% ke posisi 5.093,09.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan reli penguatan selama enam hari beruntun. IHSG hari ini, Senin 12 Oktober 2020, kembali ditutup menguat 39,43 basis poin atau 0,78% ke posisi 5.093,09.

Total transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini menyentuh nilai Rp7 triliun. Dengan total volume transaksi 10,22 miliar saham dan frekuensi transaksi sebanyak 670.279 kali.

Sepanjang perdagangan, 268 saham ditutup menguat, 275 tidak bergerak, dan hanya 169 yang melemah. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi saham yang paling banyak diperdagangkan dengan nilai Rp497,4 miliar. Disusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp485,1 miliar.

Dengan menguatnya kedua emiten berkapitalisasi pasar besar itu, indeks saham yang tergabung dalam LQ45 pun turut menguat. Indeks LQ45 tercatat mengalami penguatan 0,72%.

Adapun lini pengungkit IHSG hari ini terdiri dari dua sektor, yakni finansial dan agrikultur. Penguatan keduanya masing-masing 1,83% dan 1,27%.

Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menyebut, optimisme investor terhadap keputusan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi salah satu sentimen positif pengerek IHSG hari ini. Di luar itu, harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang menunjukkan kenaikan 3,02% juga turut menyumbang kenaikan bagi sektor agrobisnis.

“Secara tekinikal IHSG bergerak gap up dan mendekati area MA50 sebagai target resistance terdekat. Indikator stochastic bergerak memasuki area overbought dengan MACD yang mengarah ke level overvalue,” terang Lanjar dalam riset harian yang diterima TrenAsia.com, Senin 12 Oktober 2020.

Namun demikian, penguatan IHSG belum mengubah posisi investor asing yang dalam setahun terakhir cenderung dalam tren jual. Terbukti, asing kembali mencatatkan aksi jual bersih (net foreign sell/NFS) dengan nilai Rp104,94 miliar. Jumlah ini menambah total aksi jual asing sejak awal tahun menjadi Rp46,05 triliun,

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) menjadi menjadi saham yang paling banyak dilego dengan nilai Rp54 miliar. Menyusul di bawahnya PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dengan nilai jual Rp38,7 miliar.

Sebaliknya, BBCA masih mendominasi aksi beli bersih asing (net foreign buy/NFB) dengan nilai Rp180,6 miliar. Disusul PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) dengan jual bersih asing sebesar Rp23,5 miliar. (SKO)

10 emiten dengan aksi beli bersih asing terbesar
  • BBCA: Rp180,6 miliar.
  • BULL: Rp23,5 miliar.
  • GGRM: Rp15,2 miliar.
  • MCAS: Rp11,8 miliar.
  • PTBA: Rp10,1 miliar.
  • UNVR: Rp8,9 miliar.
  • EXCL: Rp8,3 miliar.
  • BMRI: Rp7,1 miliar.
  • POLL: Rp7,1 miliar.
  • TKIM: Rp6,3 miliar.
10 emiten dengan aksi jual bersih asing terbesar
  • PGAS: Rp54 miliar.
  • ROTI: Rp38,7 miliar.
  • BBNI: Rp37,1 miliar.
  • BBRI: Rp33,8 miliar.
  • ICBP: Rp30,9 miliar.
  • BSDE: Rp30,5 miliar.
  • SMGR: Rp16,9 miliar.
  • TOWR: Rp12,7 miliar.
  • ASII: Rp12,2 miliar.
  • INKP: Rp9,4 miliar.