<p>Karyawan berktivitas dengan latar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 14 Oktober 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di atas 5.000 dan parkir di zona hijau dengan menguat 0,85 persen ke level 5.176,099 pada akhir sesi. Sebanyak 213 saham menguat, 217 terkoreksi, dan 161 stagnan, IHSG mengalami penguatan seiring dengan sentimen Omnibus Law dan langkah Bank Indonesia untuk pemulihan ekonomi. Selain itu, rencana merger bank BUMN syariah turut mendorong saham-saham perbankan lainnya, dan mengisi jajaran top gainers hari ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

IHSG Rontok 1,37 Persen ke 5.105, Transaksi ANTM Tembus Rp1,54 triliun

  • Reli peningkatan 8 hari beruntun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya runtuh hari ini. Pada perdagangan Kamis, 15 Oktober 2020, IHSG tumbang 70,94 basis poin atau 1,37% ke posisi 5.105,15.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Reli peningkatan 8 hari beruntun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya runtuh hari ini. Pada perdagangan Kamis, 15 Oktober 2020, IHSG tumbang 70,94 basis poin atau 1,37% ke posisi 5.105,15.

Sepanjang perdagangan, total transaksi saham di pasar modal mencapai Rp9,76 triliun. Dengan total frekuensi transaksi mencapai 874.790 kali dan volume jual-beli saham sebanyak 12,68 miliar. Sebanyak 128 saham mengalami penguatan, 284 tidak bergerak alias statis, 300 saham melemah.

Saham-saham big caps yang pada hari sebelumnya mencatatkan kenaikan 1,62%, hari ini justru berbalik mengalami pelemahan 1,68%. Saham-saham di bidang finansial dan properti menjadi sektor penekan IHSG dengan pelemahan 1,86% dan 1,63%.

Emiten tambang pelat merah PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) menjadi saham yang paling banyak diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp1,54 triliun. Disusul PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan total transaksi Rp636 miliar.

Dengan adanya transaksi yang cukup besar ini, investor asing pun berhasil melanjutkan tren aksi beli bersih (net foreign bul/NFB) senilai Rp23,28 miliar. Penambahan NFS ini membuat total nilai aksi jual bersih asing (net foreign sell/NFS) sejak awal tahun terpangkas menjadi hanya Rp46,05 triliun.

BBRI lagi-lagi memimpin aksi beli bersih asing dengan nilai Rp129,3 miliar. Disusul saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan nilai beli bersih Rp41,9 miliar.

Sebaliknya, PT United Tractors Tbk (UNTR) menjadi saham yang paling banyak jual asing dengan nilai Rp52,1 miliar. Disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan nilai Rp38,9 miliar.

10 emiten dengan aksi beli bersih asing terbesar
  • BBRI: Rp129,3 miliar.
  • TLKM: Rp41,9 miliar.
  • BTPS: Rp20,9 miliar.
  • INTP: Rp17,7 miliar.
  • TOWR: Rp17,2 miliar.
  • INDF: Rp15,6 miliar.
  • ASII: Rp10,6 miliar.
  • BJBR: Rp8,3 miliar.
  • IPTV: Rp296,1 juta.
  • ASGR: Rp141,6 juta.
10 emiten dengan aksi jual bersih asing terbesar
  • UNTR: Rp52,1 miliar.
  • BMRI: Rp38,9 miliar.
  • BBCA: Rp30,9 miliar.
  • ICBP: Rp25,4 miliar.
  • ROTI: Rp21,1 miliar.
  • SMGR: Rp18,7 miliar.
  • TBIG: Rp16,7 miliar.
  • EXCL: Rp13 miliar.
  • INKP: Rp11,3 miliar.
  • CPIN: Rp10,8 miliar.