Karyawan beraktivitas dengan latar layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Rekomendasi

IHSG Stagnan, Saham-Saham Bank Digital Laku Keras

  • IHSG bergerak stagnan dengan persentase 0,08% atau sekitar 15,23 poin pada level 7.019,58.
Rekomendasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak stagnan dengan persentase 0,08% atau sekitar 15,23 poin pada level 7.019,58 pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat, 24 November 2023.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja indeks komposit hari ini diikuti oleh total nilai transaksi pasar yang menurun menjadi hanya Rp8,51 triliun dari Rp9,74 triliun pada perdagangan sebelumnya.

Dalam satu hari perdagangan, IHSG bergerak pada rentang level 7.000,01 – 7.049,54. Hingga penutupan perdagangan, terdapat 245 saham menguat, 276 saham melemah, dan 231 saham lainnya ditutup stagnan.

Di tengah kondisi tersebut, sejumlah tercatat mengalami peningkatan kinerja optimal hingga masuk pada jajaran topgainers, seperti saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang melaju paling kencang mencapai 25% pada level Rp350.

Kemudian, saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) ikut melesat 22,63% ke harga Rp168 per unit, diikuti oleh saham PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) yang mencatatkan kenaikan kinerja hingga 17,42% menuju kisaran Rp310.

Selanjutnya, saham PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) terpantau melonjak 15,79% dan parkir pada level Rp176, dibuntuti oleh saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) bertumbuh hingga 15% ke harga Rp69.

Adapun pada jajaran top losers, saham PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR) menjadi saham yang terkoreksi paling dalam hingga 16,67% ke harga Rp50 dan saham PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN) terjungkal 13,33%.

Sementara itu, saham PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN), PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE), serta PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) turut mengalami penurunan kinerja mendalam dengan persentase masing-masing 12,03%, 10,12%, dan 9,64%.