IHSG Tumbang: Reli 5 Hari Beruntun Berakhir, Saham Bluechip Dibuang-buang Asing
Setelah reli lima hari beruntun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya tumbang pada perdagangan Kamis, 12 November 2020. IHSG terkoreksi 0,92% atau 50,91 basis poin ke level 5.458,6.
Industri
JAKARTA – Setelah reli lima hari beruntun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya tumbang pada perdagangan Kamis, 12 November 2020. IHSG terkoreksi 0,92% atau 50,91 basis poin ke level 5.458,6.
Sektor keuangan dan properti menjadi lini penekan kinerja IHSG dengan pelemahan masing-masing 2,13% dan 1,57%. Sementara sektor pengungkit IHSG hari ini disokong oleh industri agrikultura dan consumer goods yang naik 1,91% dan 0,46% secara berurutan.
Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menilai, amblasnya sektor finansial dan properti disebabkan oleh adanya aksi ambil untung alias profit taking dari para pelaku pasar.
“Investor mengambil langkah aman menjelang akhir pekan setelah IHSG mengalami penguatan yang signifikan pada pekan ini,” ungkap Lanjar dalam riset harian yang diterima TrenAsia.com, Kamis, 12 November 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Di samping itu, tren positif investor asing dalam beberapa hari belakangan kini juga turut mengalami pola kebalikan. Asing tercatat membukukan aksi jual bersih alias net foreign sell (NFS) senilai Rp114,79 miliar.
Berdasarkan data RTI Business, emiten-emiten bluechip menjadi saham likuid yang paling banyak dilepas asing. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memuncaki klasemen aksi jual asing dengan nilai Rp68,2 miliar. Disusul PT United Tractors Tbk (UNTR) senilai Rp28,8 miliar.
Sebaliknya, PT Astra International Tbk (ASII) menjadi saham yang paling banyak diborong asing alias net foreign buy (NFB) sebesar Rp170,4 miliar. Ditemani oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan nilai NFB sebesar Rp99,9 miliar. (SKO)
10 Saham Likuid Paling Diburu Asing
- ASII: Rp170,4 miliar
- TLKM: Rp99,9 miliar
- BBCA: Rp89,4 miliar
- SMGR: Rp34,5 miliar
- CPIN: Rp28,2 miliar
- INTP: Rp18,7 miliar
- JSMR: Rp17,5 miliar
- ICBP: Rp17 miliar
- TOWR: Rp15,4 miliar
- BBRI: Rp13,3 miliar
10 Saham Likuid Diobral Asing
- BMRI: Rp68,2 miliar
- UNTR: Rp28,8 miliar
- GGRM: Rp18,6 miliar
- TBIG: Rp15,7 miliar
- LINK: Rp12,3 miliar
- UNVR: Rp11,3 miliar
- MNCN: Rp10,9 miliar
- INKP: Rp3,7 miliar
- ADRO: Rp3 miliar
- EXCL: Rp1,7 miliar