<p>Awak media mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22 pada akhir sesi Senin (3/8/2020), setelah bergerak di rentang 4.928,47 &#8211; 5.157,27. Artinya, indeks sempat anjlok 4 persen dan terlempar dari zona 5.000. Risiko penurunan data perekonomian kawasan Asean termasuk Indonesia menjadi penyebab (IHSG) terkoreksi cukup dalam hari ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

IHSG Tumbang, Tapi Saham Wismilak Justru Cuan di Tengah Isu Kenaikan Tarif Cukai

  • Menariknya, di tengah penurunan IHSG, aksi investor asing justru menjadi penolong dengan total beli bersih (net foreign buy/NFB) senilai Rp108,24 miliar. Dengan demikian, total aksi jual bersih asing (net foreign sell/NFB) sepanjang 2020 pun kembali terkoreksi menjadi Rp47,29 triliun.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Menjelang libur panjang (28-30 Oktober 2020), pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) malah terpelesat ke zona merah.

Pada perdagangan Selasa, 27 Oktober 2020, IHSG ditutup melemah 15,82 basis poin atau 0,3% ke level 5.128,22.

Penurunan ini tidak lain disebabkan oleh tergerusnya saham-saham di indeks LQ45 yang turun 0,47% serta berakhirnya superiotas sektor properti yang terkoreksi 0,85%.

Menariknya, di tengah penurunan IHSG, aksi investor asing justru menjadi penolong dengan total beli bersih (net foreign buy/NFB) senilai Rp108,24 miliar. Dengan demikian, total aksi jual bersih asing (net foreign sell/NFB) sepanjang 2020 pun kembali terkoreksi menjadi Rp47,29 triliun.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi saham yang paling banyak diburu asing dengan nilai Rp211,6 miliar. Didampingi PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai beli bersih asing sebesar Rp127 miliar.

Sebaliknya, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) kembali mengisi posisi pertama senarai saham paling banyak dilego asing dengan nilai Rp147,8 miliar. Disusul PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebanyak Rp123,2 miliar.

Suatu hal yang juga tidak kalah menariknya yaitu pergerakan saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang justru melesat di tengah isu kenaikan tarif cukai. WIIM bahkan bisa dengan gagah berdiri di posisi pertama jajaran saham paling cuan dengan kenaikan 24,73% ke level Rp464 per lembar. (SKO)

Top 10 gainers
  • WIIM: 24,73%
  • SOHO: 24,7%
  • KOTA: 24,6%
  • ALMI: 17,6%
  • SAME: 16,1%
  • DFAM: 16,1%
  • AIMS: 15,9%
  • OMRE: 15,6%
  • JAYA: 14,3%
  • ATIC: 11,8%
Top 10 losers
  • BNLI: -8,9%
  • OKAS: -7%
  • PLAN: -7%
  • POOL: -6,9%
  • DEAL: -6,9%
  • KBAG: -6,9%
  • PALM: -6,8%
  • TGRA: -6,8%
  • CBMF: -6.8%
  • ROCK: -6,8%