<p>Awak media mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22 pada akhir sesi Senin (3/8/2020), setelah bergerak di rentang 4.928,47 &#8211; 5.157,27. Artinya, indeks sempat anjlok 4 persen dan terlempar dari zona 5.000. Risiko penurunan data perekonomian kawasan Asean termasuk Indonesia menjadi penyebab (IHSG) terkoreksi cukup dalam hari ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

IHSG Tumbang, TLKM Diobral Asing dan GGRM Paling Buntung

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa 20 Oktober 2020, kembali ditutup di zona merah. IHSG tumbang 26,49 basis poin atau 0,51% ke level 5.099,84 setelah di hari sebelumnya berhasil menguat ke posisi 5.126,33.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa 20 Oktober 2020, kembali ditutup di zona merah. IHSG tumbang 26,49 basis poin atau 0,51% ke level 5.099,84 setelah di hari sebelumnya berhasil menguat ke posisi 5.126,33.

Dari sepuluh sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat delapan di antaranya terjungkal di zona merah. Sektor properti dan consumer goods menjadi lini bisnis yang tenggelam paling dalam dengan pelemahan 1,91% dan 1,21%.

Di sisi lain, hanya ada dua sektor yang masih mampu menunjukkan performa gemilang, yakni aneka industri dan industri kimia dasar. Aneka industri menguat 2,4%. Sedangkan industri kimia dasar menguat tipis 0,27%.

Sepanjang perdagangan, pasar modal berhasil mencatatkan total transaksi Rp9,22 triliun. Dengan frekuansi transaksi sebanyak 730.887 kali dan volume saham sebesar 10,05 miliar. Tercatat sebanyak 112 saham bergerak menguat, 278 statis, dan 322 terkoreksi turun.

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menjadi saham paling buntung dengan pelemahan 2.525 poin atau 5,86% ke level Rp40.550 per lembar. Sebaliknya, PT Bank Permata Tbk (BNLI) menjadi saham yang paling untung dengan eskalasi 280 poin atau 12,12% ke level Rp2.590 per lembar.

Sementara itu, tren jual bersih investor asing (net foreign sell/NFS) masih belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hari ini, NFS kian menggendut dengan tambahan Rp168,56 miliar. Sehingga dengan begitu, total NFS sejak awal tahun telah mencapai Rp47,1 triliun.

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi saham yang paling banyak dilego asing dengan nilai Rp142,2 miliar. Disusul saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan total NFS sebesar Rp59,5 miliar.

Di lain sisi, PT Astra International Tbk (ASII) menjadi saham yang paling banyak mencatatkan aksi beli bersih asing (net foreign buy/NFB) sebesar Rp135,3 miliar. Diikuti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan nilai NFB sebanyak Rp56,4 miliar. (SKO)

 10 saham paling untung
  • BNLI: 12,12%
  • HRUM: 10,12%
  • BRIS: 7,14%
  • BOSS: 7,08%
  • SAME: 4,69%
  • ASII: 3,5%
  • TBIG: 3,45%
  • SMDR: 3,45%
  • BULL: 2,5%
  • ERAA: 2,38%
10 saham paling buntung
  • GGRM: 5,86%
  • KBAG: 5,8%
  • HMSP: 5,67%
  • WIIM: 5,21%
  • FREN: 4,88%
  • IKAN: 4,07%
  • BEST: 2,75%
  • BMTR: 2,65%
  • ANTM: 1,9%
  • PGAS: 1,88%