<p>Awak media mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22 pada akhir sesi Senin (3/8/2020), setelah bergerak di rentang 4.928,47 &#8211; 5.157,27. Artinya, indeks sempat anjlok 4 persen dan terlempar dari zona 5.000. Risiko penurunan data perekonomian kawasan Asean termasuk Indonesia menjadi penyebab (IHSG) terkoreksi cukup dalam hari ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

IHSG Turun Tipis, Saham Tambang Ini Malah Cuan Gede-gedean

  • Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin, 2 November 2020 berjalan sesuai prediksi analis. IHSG turun tipis ke zona merah dengan penurunan 0,26% atau 13,09 basis poin ke posisi 5.115,13.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin, 2 November 2020 berjalan sesuai prediksi analis. IHSG turun tipis ke zona merah dengan penurunan 0,26% atau 13,09 basis poin ke posisi 5.115,13.

Sepanjang perdagangan, investor mencatatkan transaksi Rp9,57 triliun dengan volume sebesar 11,05 miliar saham. Dengan 135 saham bergerak naik, 277 tidak bergerak atau statis, dan sisanya 300 saham terkoreksi.

Catatan buruk ini kemudian ditambah lagi dengan aksi jual bersih asing (net foreign sell/NFS) yang mencapai Rp496,3 miliar. Nilai ini semakin menambah tebal total NFS sejak awal tahun menjadi Rp47,79 triliun.

Pergerakan sektor-sektor yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga tidak bisa dikatakan cukup baik. Pasalnya, sebagian besar dari sektor-sektor ini justru terjungkal ke jurang pesakitan.

Tercatat dari 10 sektor yang tertuang dalam daftar perdagangan, hanya ada dua sektor saja yang mampu menguat, yaitu finansial, tambang, dan jasa investasi. Sisanya, tujuh sektor mengalami pelemahan.

Agrikultur dan properti menjadi sektor penekan dengan penurunan 2,3% dan 1,68% secara beruntun. Sedangkan sektor pengungkit masih digenggam oleh tambang dan finansial dengan kenaikan masing-masing 0,71% dan 0,69%.

Dengan catatan ini, salah satu emiten di sektor tambang pun tampil sebagai saham yang paling cuan. PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) bahkan mampu mencatatkan kenaikan sebesar 38 poin alias meroket 34,55% ke posisi Rp148 per lembar. (SKO)

Top 10 gainers
  • DKFT: 34,55%
  • WICO: 19,9%
  • PBSA: 18,3%
  • PBID: 17,5%
  • EMTK: 15%
  • BBLD: 14,8%
  • CINT: 14,8%
  • TIRA: 11,7%
  • POLU: 11%
  • AKSI: 10%
Top 10 losers
  • PLAN: -7,6%
  • MASA: -7%
  • SGRO: -7%
  • ECII: -6,9%
  • PNSE: -6,8%
  • RELI: -6,8%
  • MAPA: -6,8%
  • DEAL: -6,8%
  • KOTA: -6,8%
  • TEBE: -6,8%