<p>Mal AEON dan IKEA dalam kawasan Jakarta Garden City di Cakung, Jakarta Timur, milik PT Modernland Realty Tbk. / Dokumentasi Modernland Realty</p>
Korporasi

IKEA Ekspansi di Jakarta Garden City, Pengunjung Harus Daftar Online Sebelum ke Toko

  • PT Rumah Mebel Nusantara (IKEA Indonesia) akan membuka toko keempatnya di Jakarta Garden City (JGC), Jakarta Timur pada 16 September 2021.
Korporasi
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA - PT Rumah Mebel Nusantara (IKEA Indonesia) akan membuka toko keempatnya di Jakarta Garden City (JGC), Jakarta Timur pada 16 September 2021. 

Country Marketing Manager IKEA Indonesia Dyah Fitrisally mengatakan, sistem operasional IKEA JGC mengimplementasikan sistem online booking di IKEA.co.id/JGC. Hal ini dilakukan untuk membatasi jumlah pengunjung demi menciptakan jarak aman di dalam toko.

“Selain online booking, pengunjung harus melakukan pindai QR Code yang ada di pintu masuk toko menggunakan aplikasi PeduliLindungi,” katanya dalam keterangan resmi, Senin, 14 September 2021.

Dyah menambahkan, IKEA JGC mempunyai total 54 room set, beberapa di antaranya mengusung konsep green room setting yang dapat diaplikasikan oleh penduduk Jakarta melalui gaya hidup berkelanjutan.

IKEA JGC, ungkapnya, memiliki desain bangunan yang fokus pada low energy atau menggunakan sensor cahaya dan gerak di setiap area toko. Selain itu, pihaknya juga menggunakan teknologi low emission melalui penerapan rainwater harvesting system.

“Berbagai upaya sustainability ini bertujuan untuk meminimalkan konsumsi daya listrik,” tambahnya.

Sebagai informasi, IKEA belum lama ini juga meluncurkan berbagai pilihan makanan plant-based, mulai dari makanan utama, camilan, makanan penutup, hingga kids meal. 

Menu baru ini telah tersedia di seluruh restoran IKEA Indonesia. Adapun menu makanan yang diluncurkan adalah Plant balls, Plant-based Sausage Bun, Plant-based Matcha Ice Cream, dan pilihan menu lainnya dengan tetap menjaga kualitas makanan sesuai dengan standar yang berlaku.

Ke depan, IKEA bahkan menargetkan untuk menyediakan 50% makanan utama berbasis nabati dan 80% menggunakan non-red meat pada 2025.