Ikut Andil Bikin ChatGPT, Elon Musk Peringatan Bahaya AI
- Miliarder sekaligus pendiri Tesla, Elon Musk memperingatkan bahwa kecerdasan buatan yang tidak terkendali menimbulkan ancaman bagi masyarakat
Dunia
TEXAS - Miliarder sekaligus pendiri Tesla, Elon Musk memperingatkan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) yang tidak terkendali menimbulkan ancaman bagi masyarakat.
Musk yang ikut serta mendirikan OpenAI, perusahaan yang menciptakan alat ChatGPT, mengatakan selama KTT Pemerintah Dunia di Dubai, Uni Emirat Arab mengatakan bahwa AI menjadi salah satu risiko terbesar bagi masa depan peradaban.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, ChatGPT, chatbot AI yang viral, telah memicu wacana tentang masa depan AI dan bagaimana teknologi tersebut akan berdampak pada manusia.
"Ini positif atau negatif dan memiliki janji yang hebat, kemampuan yang hebat. Dengan begitu datanglah bahaya besar," kata Musk sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Insider Kamis, 16 Februari 2023.
Musk menambahkan pada kesempatan tersebut bahwa bot telah berhasil mengilustrasikan kepada orang-orang betapa canggihnya AI.
- GoTo Optimistis EBITDA Perseroan yang Disesuaikan Akan Positif pada Kuartal IV-2023
- Hindari! 6 Penyebab Utama Prokrastinasi
- Mantap! WhatsApp Android Kini Bisa Digunakan untuk Kirim 100 Foto Sekaligus
- Mantap! Realisasi Investasi Hilirisasi Tambang Tembus Rp171 Triliun
"AI telah maju untuk sementara waktu. Itu hanya tidak memiliki antarmuka pengguna yang dapat diakses oleh kebanyakan orang," tambahnya.
Saat ChatGPT naik daun, para pembuat undang-undang dan pemimpin industri teknologi sering membahas pentingnya mengatur AI sebagai sarana untuk mengekang diskriminasi dan mencegahnya membuat keputusan yang salah.
Bahkan CEO OpenAI, Sam Altman, mengatakan bahwa kemungkinan ChatGPT dan teknologi AI lainnya dapat berpengaruh pada perilaku manusia.
"Saya lebih khawatir tentang kasus penyalahgunaan yang tidak disengaja dalam jangka pendek. Jadi menurut saya tidak mungkin untuk melebih-lebihkan pentingnya keamanan AI dan pekerjaan keselarasan. Saya ingin melihat lebih banyak lagi yang terjadi," kata Altman.
Musk, yang belum pernah menjadi anggota OpenAI sejak 2018, menegaskan kembali poin Altman.
"Saya pikir kita perlu mengatur keamanan AI. Terus terang, menurut saya, ini sebenarnya risiko yang lebih besar bagi masyarakat daripada mobil atau pesawat atau obat-obatan," ujarnya.
Musk menambahkan bahwa peraturan mungkin sedikit memperlambat AI. Namun, langkah itu merupakan keputusan yang baik.
Perlu diketahui, sebagai pendiri Neuralink dan CEO Tesla yang teknologinya memanfaatkan AI memanfaatkan AI, Musk sebelumnya angkat bicara soal AI.
Pada 2017, Musk mengatakan bahwa orang mungkin tak tahu seberapa berbahayanya AI bagi kelangsungan hidup manusia sampai mereka melihat robot turun ke jalan untuk menghilangkan nyawa layaknya terminator.
“AI adalah kasus langka di mana saya pikir kita perlu proaktif dalam regulasi, bukan reaktif. Karena saya pikir pada saat kita reaktif dalam regulasi AI, sudah terlambat," ujar Musk kala itu.
Pada 2018 di SXSW, Musk juga mengatakan bahwa AI berpotensi lebih berbahaya daripada senjata nuklir. Dan pada tahun 2020, dia mengatakan bahwa dia takut dengan proyek DeepMind milik Google dan menyindir bahwa AI dapat mengambil alih dunia.