<p>Karyawan melayani nasabah di gerai BCA Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Oktober 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Perbankan

Ikut Perdagangan Perdana IDX Carbon, BCA Siap Perluas Pembiayaan Sektor EBT

  • Partisipasi BCA dalam perdagangan perdana IDX Carbon, merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk terus berkontribusi dalam pengendalian perubahan iklim saat ini.

Perbankan

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bersama 3 perbankan nasional lainnya ambil bagian pada perdagangan perdana Bursa Karbon (IDX Carbon) yang diinisiasi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), pada kemarin (26/092023).  

Diketahui BCA, bersama PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan PT Bank DBS Indonesia, sepakat membeli unit karbon pada perdagangan perdana IDX Carbon dari proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera. F Haryns mengatakan, sebagai bagian dari perbankan nasional, BCA akan terus mendukung berbagai kebijakan pemerintah, regulator, serta otoritas perbankan dalam rangka pencapaian target penurunan emisi karbon di Indonesia termasuk kaitannya IDX Carbon.

“Kami mengapresiasi kebijakan otoritas perbankan terkait bursa karbon, yang merupakan hal yang positif dalam mewujudkan ekonomi hijau dan rendah karbon, serta menuju net zero emissions Indonesia di tahun 2060,” ujar Hera kepada TrenAsia.com, belum lama ini.

Hera menyebut partisipasi BCA dalam perdagangan perdana IDX Carbon, merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk terus berkontribusi dalam pengendalian perubahan iklim saat ini. Oleh karenanya, perseroan memahami bahwa kebijakan tersebut membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk sektor swasta

“Kami berharap kebijakan perdagangan karbon ini mampu meningkatkan partisipasi aktif dari industri dan pelaku usaha dalam upaya mitigasi risiko perubahan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca,” tambahnya. 

Perluas Pembiayaan EBT

Ia membeberkan hingga Juni 2023, penyaluran kredit BCA terhadap sektor-sektor berkelanjutan atau berbasis Environment, Social, and Governace (ESG) naik sebesar 6,9% year-on-year (yoy) mencapai Rp181,2 triliun di Juni 2023. Angka tersebut berkontribusi hingga 24,3% terhadap total portofolio pembiayaan perseron. 

“Pembiayaan berkelanjutan BCA salah satunya mengalir ke sektor energi baru terbarukan (EBT), dengan total kapasitas energi yang dihasilkan mencapai 210 (MegaWatt) MW. Kami juga telah menyalurkan pembiayaan konsumsi untuk kendaraan bermotor listrik sebesar Rp751 miliar per Juni 2023” ungkap Hera. 

Bila dirinci, pembiayaan berkelanjutan ke sektor EBT itu terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg), hingga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). 

Menurut Hera, untuk ke depannya, prospek kredit berkelanjutan BCA cukup baik dan masih banyak peluang pembiayaan ke sektor-sektor berkelanjutan. Terkait hal ini, BCA tidak membidik sektor tertentu, melainkan membuka kesempatan untuk pembiayaan ke seluruh sektor berkelanjutan.

Senantiasa Berkoordinasi

Selain meningkatkan pembiayaan berkelanjutan, BCA senantiasa berkoordinasi dan berkomunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk regulator dan otoritas, dalam rangka mendukung pencapaian target penurunan emisi karbon serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia.

Sebagai informasi, BCA juga melakukan beragam inisiatif sebagai komitmen menjaga lingkungan dan upaya menuju operasi ramah lingkungan, di antaranya pengelolaan dan daur ulang limbah yang berasal dari kegiatan operasional (seperti limbah non-organik, arsip, cartridge ATM BCA, EDC BCA, kartu, seragam bekas, plastik pembungkus uang, dan elektronik).

Tak hanya itu, BCA juga terus berkomitmen mengimplementasikan digital workplace dan produk perbankan digital, inisiatif gedung ramah lingkungan, hingga konservasi keanekaragaman hayati melalui program CSR di bawah payung Bakti BCA.

Transaksi Perdagangan Perdana

BEI mencatat transaksi bursa karbon pada hari perdana perdagangan IDX, Selasa 26 September 2023, mencapai Rp29,2 miliar. Adapun harga pembukaan pasar reguler Rp69.600 dan harga penutupan Rp77.000.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan total volume sampai akhir perdagangan karbon sebesar 459,95 tCO2. Kemudian, ada 27 transaksi dengan 15 total pembeli, serta satu penjual. Rincian transaksi di pasar reguler yakni 17 kali, pasar negosiasi tiga kali, dan pasar lelang dua kali.

“Total pengguna jasa per hari ini sebanyak 16 pengguna jasa,” ujar Jeffrey dalam keteranga pers, Selasa. Diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan sebanyak 99 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara dari 42 perusahaan dengan total kapasitas terpasang 33.569 megawatt (MW) dapat ikut serta dalam perdagangan karbon