Ikuti Langkah Finlandia, Swedia Juga akan Gabung NATO
- Sebuah langkah besar setelah selama dua abad negara itu mengukuhkan diri sebagai negara netral.
Nasional
STOCKHOLM-Seperti yang diperkirakan sebelumnya Swedia akhirnya mengikuti keputusan Finlandia untuk mendaftar menjadi anggota NATO. Sebuah langkah besar setelah selama dua abad negara itu mengukuhkan diri sebagai negara netral.
Partai Sosial Demokrat yang berkuasa di Swedia mengatakan mereka mendukung bergabung dengan aliansi keamanan. Pengumuman itu datang segera setelah Finlandia secara resmi mengumumkan akan mengajukan permohonan untuk bergabung dengan kelompok itu.
Swedia tetap netral dalam Perang Dunia II dan selama lebih dari dua abad telah menghindari bergabung dengan aliansi militer.
- Pecinta Kopi Wajib tau! Ini Bahaya Konsumsi Espresso Berlebih
- Industri Digital Menjanjikan, Kerek Laba Bersih Surge (WIFI) 2.000 Persen jadi Rp24,80 Miliar pada 2021
- Wisata ke Gua Selo Arum Nikmati Sensasi Keindahan Perut Bumi
Sebelumnya Finlandia yang berbagi perbatasan 1.300 km dengan Rusia juga menyatakan niatnya bergabung dengan NATO. Selama ini mereka tetap berada di luar NATO untuk menghindari konflik dengan tetangga timurnya, Rusia.
Dalam sebuah pernyataan, Sosial Demokrat Swedia mengatakan mereka akan "bekerja menuju" keanggotaan. Sesuatu yang didukung oleh publik dan sebagian besar partai oposisi. Sebuah aplikasi formal kemungkinan akan dilakikan dalam beberapa hari.
Tetapi Sosial Demokrat menambahkan bahwa mereka menentang penempatan senjata nuklir atau menjadi tuan rumah pangkalan NATO.
Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan partainya percaya bergabung dengan aliansi adalah yang terbaik untuk keamanan Swedia dan rakyat Swedia.
"Bagi kami Sosial Demokrat, jelas bahwa non-blok militer telah melayani Swedia dengan baik, tetapi kesimpulan kami adalah bahwa itu tidak akan melayani kami dengan baik di masa depan," tambahnya dilaporkan BBC Minggu 15 Mei 2022.
Dia juga mengatakan Swedia akan dibiarkan dalam posisi rentan jika menjadi satu-satunya negara di kawasan Baltik yang bukan anggota NATO.
Presiden Finlandia Sauli Niinisto sebelumnya mengkonfirmasi negaranya akan mengajukan permohonan, menyebutnya sebagai "hari bersejarah". Dia berbicara dengan Presiden Rusia Vladmir Putin tentang keputusan itu, dengan mengatakan dia "mengatakannya dengan jujur". "Saya, atau Finlandia, tidak ingin disebut menyelinap dan diam-diam menghilang di balik tikungan," katanya.
Presiden Rusia sebelumnya mengatakan kepada Finlandia bahwa bergabung dengan NATO adalah sebuah "kesalahan".
Pengumuman Swedia ini tidak mengejutkan karena sebelumnya memang sudah muncul kabar santer mereka akan mengikuti langkah tetangganya Finlandia. Tetapi keputusan mereka ini tetap sangat monumental karena membuka jalan bagi Swedia untuk menjauh dari posisi netralitas militer untuk pertama kalinya dalam dua abad.
Para menteri Sosial Demokrat mendukung temuan laporan lintas partai pada hari Jumat yang menyimpulkan bahwa keanggotaan akan meningkatkan keamanan di Eropa utara dan tidak mungkin memicu serangan bersenjata dari Rusia.
Menteri luar negeri negara-negara NATO, yang bertemu di Berlin, telah berjanji untuk memberikan jaminan keamanan bagi Finlandia dan Swedia saat tawaran mereka untuk bergabung dengan NATO sedang diratifikasi oleh semua negara anggota. Sebuah proses yang dapat memakan waktu hingga satu tahun.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan tidak mungkin ada "masa transisi, zona abu-abu, di mana status mereka tidak jelas".
Keberatan Turki
Sementara itu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan mereka yakin dapat mengatasi keberatan Turki terhadap keanggotaan Finlandia dan Swedia.
- Pecinta Kopi Wajib tau! Ini Bahaya Konsumsi Espresso Berlebih
- Industri Digital Menjanjikan, Kerek Laba Bersih Surge (WIFI) 2.000 Persen jadi Rp24,80 Miliar pada 2021
- Wisata ke Gua Selo Arum Nikmati Sensasi Keindahan Perut Bumi
Turki, negara anggota NATO, menuduh kedua negara Nordik telah memberikan dukungan kepada Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melakukan perlawanan bersenjata melawan pemerintah Turki selama beberapa dekade.
Pada hari Minggu Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Swedia dan Finlandia harus berhenti mendukung teroris di negara mereka, memberikan jaminan keamanan yang jelas dan mencabut larangan ekspor ke Turki.
Blinken mengatakan dia telah mengadakan pembicaraan dengan Turki dan dia yakin akan mencapai konsensus tentang itu. Sementara Niinisto mengatakan dia siap untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Baik Swedia maupun Finlandia memiliki komunitas Kurdi, dan dalam kasus Swedia beberapa menjadi anggota parlemen