Ilustrasi hati.
Sains

Ilmuwan Inisiasi Penyuntikan Sel pada Pasien untuk Tumbuhkan Hati Baru

  • Studi lain yang dilakukan pada tahun yang sama oleh beberapa peneliti yang sama menunjukkan bahwa babi yang menerima perawatan tersebut tidak hanya mendapatkan kembali fungsi organ mereka, tetapi juga menumbuhkan hati baru yang lebih besar seiring semakin parahnya kerusakan pada hati asli mereka.

Sains

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Sebuah langkah signifikan telah dicapai dalam pengembangan perawatan medis eksperimental yang bertujuan untuk menumbuhkan hati di dalam tubuh manusia.

Setelah sepuluh tahun masa pengembangan, perusahaan bioteknologi LyGenesis mengumumkan pencapaian bersejarah bahwa untuk pertama kalinya, seorang pasien manusia telah menerima dosis sel hati yang didonasikan dalam upaya untuk mengubah salah satu kelenjar getah bening mereka menjadi hati kecil yang dapat berfungsi.

Dikutip TrenAsia.com dari laman Futurism, belum lama ini, prosedur penyuntikan terapi sel ini dilakukan pada 25 Maret, seperti yang dilaporkan oleh Wired, sebagai bagian dari uji klinis Fase 2a yang melibatkan 12 orang dewasa yang menderita penyakit hati stadium akhir (ESLD). 

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, setiap tahunnya sekitar 4,5 juta orang dewasa di AS didiagnosis menderita penyakit hati, dan lebih dari 50 ribu meninggal karena penyakit tersebut. 

Dengan menumbuhkan sedikit massa hati, perawatan ini diharapkan dapat memberikan bantuan yang signifikan kepada pasien yang sangat sakit dan tidak memenuhi syarat untuk menerima transplantasi.

"Kami menggunakan kelenjar getah bening sebagai bioreaktor hidup," kata Michael Hufford, pendiri dan CEO LyGenesis, kepada Wired.

Persediaan hati, seperti halnya hampir semua organ manusia, selalu terbatas. Daftar tunggu untuk transplantasi hati hampir mencapai 10 ribu. Namun, para peneliti menyatakan bahwa hati yang ditolak tersebut dapat dimanfaatkan, dengan hanya memerlukan sejumlah kecil sel yang diekstraksi yang disebut hepatosit untuk setiap perawatan. 

Dengan demikian, satu organ yang ditolak tersebut dapat memberikan bahan yang cukup untuk mengobati hingga 75 orang.

Untuk mengobati pasien manusia, para peneliti memasukkan jutaan hepatosit ke dalam kelenjar getah bening di dekat hati menggunakan tabung yang dipandu oleh kamera dan pencitraan ultrasonik. 

Kelenjar getah bening, yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia dan berjumlah ratusan, dianggap sebagai tempat pertumbuhan yang ideal karena sel-selnya dapat membelah diri dengan cepat.

Faktor penting lainnya adalah kemampuan hati untuk menyembuhkan diri melalui sinyal-sinyal kimia yang dikirim oleh jaringan yang rusak, yang memberi tahu jaringan yang sehat untuk melakukan regenerasi. 

Dengan memilih kelenjar getah bening yang dekat dengan hati, hepatosit yang disuntikkan dapat memanfaatkan sinyal-sinyal ini untuk pertumbuhan mereka.

Pengujian pada Hewan

Sejauh ini, pendekatan ini telah diuji pada hewan dengan hasil yang meyakinkan. Salah satu studi yang dilakukan pada tahun 2020 oleh para peneliti LyGenesis menunjukkan bahwa tikus yang disuntik dengan lumpur sel berhasil menumbuhkan jaringan hati yang cukup di kelenjar getah bening mereka untuk mengimbangi hati yang sakit.

Studi lain yang dilakukan pada tahun yang sama oleh beberapa peneliti yang sama menunjukkan bahwa babi yang menerima perawatan tersebut tidak hanya mendapatkan kembali fungsi organ mereka, tetapi juga menumbuhkan hati baru yang lebih besar seiring semakin parahnya kerusakan pada hati asli mereka.

Meskipun demikian, masih banyak ketidakpastian mengenai bagaimana pendekatan ini akan berdampak pada manusia. 

Para peneliti masih belum yakin berapa banyak sel yang harus disuntikkan untuk menumbuhkan hati yang dapat berfungsi. Saat ini, tahap percobaan dimulai dengan 50 juta sel, namun pada tahap-tahap berikutnya jumlahnya dapat mencapai 250 juta.

"Jika studi kami berhasil dan kami mendapatkan persetujuan FDA, terapi sel alogenik kami dapat membuat satu hati yang didonasikan dapat digunakan untuk mengobati banyak pasien ESLD, yang akan membantu mengatasi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan organ saat ini demi kepentingan para pasien," ujar Hufford dalam pernyataannya.