Ilmuwan Temukan Fosil Hominid Purba di Afrika Selatan
- Sisa-sisa fosil anak hominid purba telah ditemukan dalam sebuah gua di Afrika Selatan oleh tim peneliti internasional dan Afrika Selatan.
Dunia
JOHANNESBURG – Sisa-sisa fosil anak hominid purba telah ditemukan dalam sebuah gua di Afrika Selatan oleh tim peneliti internasional dan Afrika Selatan.
Tim peneliti itu mengumumkan penemuan sebagian tengkorak dan gigi dari anak Homo naledi yang diperkirakan berusia empat sampai enam tahun yang meninggal hampir 250.000 tahun lalu. Sisa-sisa fosil ditemukan di bagian terpencil gua yang menunjukkan bahwa mayat itu sengaja diletakkan di sana, di tempat yang bisa jadi adalah semacam kuburan, dalam pengumuman pada hari Kamis.
“Penempatan itu menambah misteri mengenai bagaimana sisa-sisa sebanyak ini bisa berada di tempat terpencil dan gelap dari sistem Rising Star Cave,” kata Profesor Guy Berger dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg, yang memimpin tim dan membuat pengumuman.
- Kurs Dolar Hari Ini: Pelaku Pasar Resah The Fed Tingkatkan Suku Bunga, Rupiah Diramal Tertekan
- Target Beroperasi Mei 2022, Proyek Jalan Tol Cinere Jagorawi Seksi III Baru 13,4 Persen
- Setelah Rugi, Emiten pengelola Omni Hospitals SAME Berhasil Dulang Laba Rp147,1 Miliar
Homo naledi adalah spesies manusia purba yang ditemukan di Rising Star Cave, Cradle of Humankind, 50 kilometer barat laut Johannesburg. Homo naledi berasal dari era Pleistosen Tengah 335.000-236.000 tahun lalu. Penemuan awal yang kali pertama diumumkan pada 2015, terdiri dari 1.550 spesimen, mewakili 737 elemen yang berbeda, dan setidaknya 15 individu berbeda.
“Homo naledi tetap menjadi salah satu kerabat manusia purba paling misterius yang pernah ditemui,” kata Berger. “Jelas ini adalah spesies primitif, yang ada pada saat sebelumnya kita mengira hanya manusia modern yang ada di Afrika. Kehadirannya saat itu dan di tempat ini membuat rumit pemahaman kita tentang siapa yang kali pertama melakukan penemuan budaya alat batu rumit dan praktik ritual.”
Penemuan baru ini dijelaskan dalam dua makalah dalam jurnal, Paleo Anthropology.