Imbas Holding Ultra Mikro, BRI Bakal Dapat Suntikan Aset 1,5 Persen
JAKARTA – Kementerian Keuangan memperkirakan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk akan mendapat suntikan aset sebesar 1,5% pasca holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk usaha ultra mikro (UMi) terbentuk. Tak hanya BRI yang kecipratan aset, rencana holding ini juga akan mendorong kemampuan ketiga perusahaan untuk menjangkau hingga 29 juta pelaku usaha UMi dan UMKM […]
Industri
JAKARTA – Kementerian Keuangan memperkirakan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk akan mendapat suntikan aset sebesar 1,5% pasca holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk usaha ultra mikro (UMi) terbentuk.
Tak hanya BRI yang kecipratan aset, rencana holding ini juga akan mendorong kemampuan ketiga perusahaan untuk menjangkau hingga 29 juta pelaku usaha UMi dan UMKM yang selama ini belum terlayani lembaga keuangan formal (unbankable).
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Dua perusahaan lain yang akan bergabung bersama dengan BRI adalah PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
“Memberikan akses yang lebih banyak kepada UMKM inilah yang akan dijadikan fokus bagi kami untuk memberikan dukungan tersebut. Kami sudah konsultasi juga dengan OJK dan mereka sampaikan mereka dukung langkah tersebut,” kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin, 8 Februari 2021.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto menyebut salah satu manfaat integrasi ini adalah terciptanya efisiensi bagi Pegadaian.
“Beberapa hal yang kita lakukan dengan sinergi, PKS, MoU, tidak bisa membuat ikatan yang sangat kuat,”
Efisiensi Anggaran
Ia mencontohkan, sinergi antara Pegadaian dengan BRI dapat menghemat Rp200 juta per outlet. Apabila rencana pengembangan sebanyak 2.000 outlet, maka bisa menghemat sekitar Rp400 miliar per tahun.
“Belum nanti kami punya penaksir-penaksir yang ditempatkan di kantor BRI, maka pelayanan kami terhadap masyarakat di remote area khususnya akan tambah banyak,” ujar Kuswiyoto.
Senada, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyebut integrasi BUMN untuk UMi dan UMKM dapat meningkatkan nilai tambah bagi nasabah perusahaan yang terlibat. Arief memastikan integrasi usaha ini tidak akan berdampak pada PHK dan penutupan kantor PNM di daerah.
Dia juga menyebut integrasi ini bisa menurunkan biaya pembiayaan yang disalurkan PNM kepada tiap pelaku usaha UMi.
“Sebetulnya bukan biaya bunga yang tinggi di kami, tapi biaya servis. Kami setiap minggu bertemu (nasabah), mereka kami manjakan tak perlu ke cabang untuk bayar angsuran, tidak kena biaya transaksi, sehingga bunga kami muncul angka segitu (sekitar 25 persen per tahun).
Untuk itu, sejalan peningkatan plafon nasabah, PNM sudah bisa menurunkan bunga 6% jadi 19% untuk debitur di atas Rp5 juta. Ia berharap, ada penurunan signifikan setelah holding ini segera terbentuk.