Imbas Kenaikan Penjualan Sektor Rumah Tinggal, Duta Pertiwi (DUTI) Kantongi Pendapatan Rp2,12 Triliun
- Entitas anak dari PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yaitu PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 57,56% menjadi Rp2,12 triliun dari sebelumnya Rp1,34 triliun.
Korporasi
JAKARTA - Entitas anak dari PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yaitu PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 57,56% menjadi Rp2,12 triliun dari sebelumnya Rp1,34 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan DUTI pada 30 September 2022, kenaikan pendapatan ditopang oleh penjualan dari tanah, rumah tinggal dan ruko yang tumbuh 65,94% dari Rp688 miliar menjadi Rp1,14 triliun.
Kemudian, diikuti oleh penjualan tanah dan bangunan strata title dari Rp235 miliar menjadi Rp424 miliar. Lalu, dari sisi sewa menorehkan pendapatan Rp443 miliar, diikuti oleh hotel yang menyumbang Rp12 miliar dari sebelumnya Rp5 miliar atau tumbuh sebesar 120% dan lain-lain Rp97 miliar.
- Yuhu! Indo Tambangraya (ITMG) Bagi Dividen Rp4.128 Per Lembar Saham
- Waroeng SS Tunggak Iuran BPJS Ketenagakerjaan Capai Rp10 Miliar sejak 2020
- Sejarah Pulau Pasir dan Kenapa Milik Australia
Hal itu berimbas pada naiknya beban pokok penjualan dari tahun lalu sebesar Rp488 miliar melonjak menjadi Rp788 miliar. Sehingga menghasilkan laba kotor bagi perusahaan sebesar Rp1,33 triliun pada kuartal III 2022.
Adapun pada sisi beban usaha, di sektor penjualan terdapat kenaikan cukup signifikan dari sebelumnya Rp230 miliar menjadi Rp362 miliar atau tumbuh 57,54%, diikuti oleh umum dan administrasi Rp272 miliar dan pajak final Rp86 miliar. Sehingga mempengaruhi laba usaha perusahaan dari sebelumnya Rp323 miliar melonjak 88,90% jadi Rp610 miliar.
Sementara itu dari sisi ekuitas perusahaan, tercatat mengalami sedikit koreksi dari Rp10,96 triliun menjadi Rp10,57 triliun diikuti juga oleh jumlah aset perusahaan dari sebelumnya Rp15,30 triliun menjadi Rp15,08 triliun.
Kendati demikian, jumlah liabilitas yang dimiliki oleh perusahaan menorehkan pertumbuhan dari tahun lalu yang sebesar Rp4,34 triliun menjadi Rp4,50 triliun.