Ilustrasi distribusi batu bara milik PT RMK Energy Tbk (RMKE) / Dok. RMK Energy
Energi

Imbas Normalisasi Harga Batu Bara, Pendapatan RMK Energy Turun jadi Rp1,8 Triliun

  • PT RMK Energy Tbk (RMKE) membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,8 triliun hingga kuartal III-2023, atau mengalami penurunan sebesar 3,4% YoY.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT RMK Energy Tbk (RMKE) membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,8 triliun hingga kuartal III-2023, atau mengalami penurunan sebesar 3,4% secara tahunan (YoY).  

Direktur Keuangan Perseroan, Vincent Saputra mengatakan, hal ini disebabkan adanya normalisasi harga batu bara yang menyebabkan penjualan ikut merosot.

“Meskipun ada penurunan di tengah normalisasi harga batu bara, Perseroan masih dapat mencetak kinerja operasional dan finansial yang terus bertumbuh dan secara rata-rata telah mencapai 64 persen target tahun 2023 pada YTD (year to date) 9M 2023,” kata Vincent dalam public expose RMKE secara virtual pada Kamis, 2 November 2023.

Diakui Vincent, pendapatan dari segmen penjualan batu bara cenderung flat di tengah normalisasi harga batu bara yang terkoreksi sebesar 16,9% YoY hingga September 2023.

Namun kinerja segmen ini masih ditopang oleh pertumbuhan produksi tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE). TBBE berhasil memproduksi 900,8K MT batu bara, atau meningkat sebesar 11,3% YoY dan berkontribusi 53,76% ke total volume penjualan.

Selain didukung oleh pertumbuhan volume batu bara in-house, Perseroan juga berupaya mengoptimalkan biaya operasional dengan beban pokok pendapatan penjualan batu bara yang turun 12,3% YoY pada 9M 2023.

Adapun untuk pendapatan usaha dari segmen penjualan batu bara perseroan berhasil memberoleh sebesar Rp1,2 triliun, atau turun sebesar 19,5% YoY, namun pendapatan usaha dari jasa tumbuh sebesar 59,1% YoY menjadi Rp620,5 miliar hingga September 2023.

Pada akhir September 2023 total aset dan liabilitas Perseroan masing-masing sebesar Rp 2,0 triliun atau naik 20,3% dan Rp556,9 miliar atau 18,4%.

RMKE juga meningkatkan ekuitas sebesar 21,1% menjadi Rp1,5 triliun.  Kas dari aktivitas operasional juga tumbuh secara signifikan dengan pertumbuhan sebesar 147,2% YoY menjadi Rp162,2 miliar karena kontribusi segmen jasa yang lebih besar hingga September 2023.