Tambang minyak dan gas (migas) Blok Rokan yang kini dikuasai oleh BUMN PT Pertamina (Persero) / Dok. Pertamina
Pasar Modal

Imbas Pemadaman Kilang di Libya, Harga Minyak Brent Melesat

  • JAKARTA- Harga minya naik lebih dari 1% pada akhir perdagangan Senin. Hal ini disebabkan adanya pemadaman kilang minyak di Libya serta persiapan pembukaan kembali kilang minyak di Shanghai setelah Lockdown.
Pasar Modal
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA- Harga minya naik lebih dari 1% pada akhir perdagangan Senin kemarin. Hal ini disebabkan adanya pemadaman kilang minyak di Libya serta persiapan pembukaan kembali kilang minyak di Shanghai setelah Lockdown.

Dilansir dari Reuters, untuk harga minyak berjangka Brent naik mencapai 61 sen, atau 0,5%, menjadi US$ 113,77 per barel atau sekitar Rp1,6 juta (asumsi kurs Rp14.330 per dolar AS) Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik 33 sen menjadi US$ 108,54 per barel atau kisaran Rp1,5 juta.

Kedua kontrak acuan ini naik lebih dari 1% di sesi sebelumnya setelah mencapai level tertinggi sejak 28 Maret.

Serta setelah Libya mengatakan tidak dapat mengirimkan minyak dari kilang minyak terbesarnya dan menutup kilang lain menyusul protes politik yang terjadi.

"Pemadaman di Libya memperdalam kekhawatiran atas pasokan global yang ketat dan krisis Ukraina yang berlarut-larut, mengimbangi kekhawatiran atas melambatnya permintaan China," ujar Ajay Kedia, Direktur konsultan Energi Kedia Commodities.

Namun kekhawatiran pasokan minyak dunia berkurang segera tergantikan tepat ketika importir minyak terbesar di dunia yaitu China, bersiap membuka kembali pabrik-pabrik di Shanghai.

"Kami masih berada dalam tarikan traktor antara defisit pasokan global dan krisis permintaan COVID-19 China di penghujung hari," ujar Direktur Pelaksana SPI Asset Management, Stephen Innes Dikutip dari Reuters Selasa, 19 April 2022

Sementara itu kemungkinan larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia terkait invasi ke Ukraina terus membuat pasar gelisah.