IMF Sebut China Bakal jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Dunia
- IMF mengatakan bahwa China akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi dunia dalam lima tahun mendatang
Dunia
BEIJING- IMF mengatakan bahwa China akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi dunia dalam lima tahun mendatang. Kontribusi China pada dunia bahkan mencapai dua kali lipat Amerika Serikat.
Mengutip kalkulasi Bloomberg dari data IMF's World Economic Outlook Selasa 18 April 2023, porsi ekspansi produk domestik bruto global China akan berada di 22,6%, disusul India akan menjadi 12,9%, dan AS akan bertambah 11,3% setelahnya, ada Indonesia, Jerman, Turki, dan Jepang, masing-masing dengan kontribusi kurang dari 3,6%.
Laporan tersebut turut menyatakan bahwa perempat pertumbuhan global akan berasal dari 20 negara. Separuh dari sumber tersebut akan berpusat pada China, India, AS, dan Indonesia.
Ke depannyaIMF mengharapkan kontribusi pertumbuhan dari Brasil, Rusia, India, dan China melampaui negara-negara Kelompok Tujuh.
Secara keseluruhan, IMF mengantisipasi pertumbuhan global untuk berkembang sekitar 3% selama lima tahun ke depan di lingkungan suku bunga yang lebih tinggi. Ini menjadi prospek terlemah dalam lebih dari 30 tahun.
- Jelang Cuti Bersama, Harga Emas Anjlok Rp12.000 Per Gram
- 3 Fungsi Teknologi AI yang Harus Dimanfaatkan, Cocok untuk Pembuat Konten!
- Anda Suka Berbagi, Ini Fakta Menarik dari Sisi Psikologis
- Ingin Melamar Pekerjaan Setelah Lebaran? Inilah 5 Hal yang Harus Anda Lakukan
Laporan IMF juga menyoroti bahwa gejolak bank baru-baru ini dan inflasi yang lengket telah meningkatkan risiko resesi . sebagaimana diketahui, sejumlah insiden perbankan telah terjadi pada Maret lalu seperti keruntuhan Silicon Valley Bank dan Signature, Silvergate, dan Credit Suisse.
"Risiko terhadap prospek langsung ke sisi negatifnya.Banyak ketidakpastian mengaburkan prospek jangka pendek dan menengah karena ekonomi global menyesuaikan diri dengan guncangan tahun 2020-22 dan gejolak sektor keuangan baru-baru ini. Kekhawatiran resesi semakin menonjol, sementara kekhawatiran tentang inflasi yang sangat tinggi tetap ada," kata IMF.