IMF Sebut Fragmentasi Bisa Bikin Rugi Ekonomi Global hingga 7 Persen
- NEW YORK- Fragmentasi ekonomi global yang parah setelah beberapa dekade meningkatkan integrasi ekonomi dapat mengurangi hasil atau output ekonomi global hingga
Dunia
NEW YORK- Fragmentasi ekonomi global yang parah setelah beberapa dekade meningkatkan integrasi ekonomi dapat mengurangi hasil atau output ekonomi global hingga 7%.
Meski begitu, laporan Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan kerugian dapat mencapai 8-12% di beberapa negara, jika teknologi juga dipisahkan.
Mengutip Reuters Senin, 16 Januari 2022, IMF mengatakan bahkan fragmentasi yang terbatas dapat memangkas 0,2% dari PDB global. Namun, diperlukan lebih banyak pekerjaan untuk menilai perkiraan kerugian sistem moneter internasional dan jaring pengaman keuangan global (GFSN).
- Makin Hemat Kuota Internet! Ini Cara Download Lagu Format MP3 Tanpa Install Aplikasi Khusus
- Tak Melulu Tabungan, Berikut 8 Produk untuk Rencana Keuangan Anda
- Daftar Perusahaan Alutsista Terbesar di Dunia
Laporan IMF juga mencatatkan bahwa arus barang dan modal global telah mendatar setelah krisis keuangan global 2008-2009, dan lonjakan pembatasan perdagangan terlihat pada tahun-tahun berikutnya.
"Pandemi COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina semakin menguji hubungan internasional dan meningkatkan skeptisisme tentang manfaat globalisasi," kata laporan IMF sebagaimana dikutip TrenAsia.com.
Disebutkan juga pada laporan tersebut bahwa memperdalam hubungan perdagangan telah menghasilkan pengurangan besar dalam kemiskinan global selama bertahun-tahun. Ini sekaligus menguntungkan konsumen berpenghasilan rendah di negara maju melalui harga yang lebih rendah.
Dengan adanya penguraian hubungan perdagangan, IMF berpendapat akan munculnya dampak paling buruk bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan konsumen yang kurang mampu di negara-negara maju.
Di samping itu, pembatasan migrasi lintas batas akan menghilangkan keterampilan yang berharga dari ekonomi tuan rumah sekaligus mengurangi pengiriman uang di negara pengirim migran.
Berkurangnya arus modal akan mengurangi investasi asing langsung, sementara penurunan kerja sama internasional akan menimbulkan risiko terhadap penyediaan barang publik global yang vital.
IMF mengatakan studi yang ada menunjukkan bahwa semakin dalam fragmentasi, semakin dalam biayanya, dengan pemisahan teknologi secara signifikan memperbesar kerugian dari pembatasan perdagangan.
Perlu dicatat bahwa negara-negara emerging market dan negara berpenghasilan rendah cenderung paling berisiko karena ekonomi global bergeser ke lebih banyak regionalisasi keuangan dan sistem pembayaran global yang terfragmentasi.
"Dengan pembagian risiko internasional yang lebih sedikit, (fragmentasi ekonomi global) dapat menyebabkan volatilitas ekonomi makro yang lebih tinggi, krisis yang lebih parah, dan tekanan yang lebih besar pada penyangga nasional," katanya.
Ini juga dapat melemahkan kemampuan komunitas global untuk mendukung negara-negara yang mengalami krisis dan mempersulit penyelesaian krisis utang negara di masa depan.