Pengunjung tengah menikmati deretan lampion dengan berbagai macam ukuran dan bentuk menarik dalam Festival Lampion yang berlangsung di Mal Living World Tangerang, Sabtu 21 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Gaya Hidup

Imlek Identik dengan Warna Emas dan Merah, Apa Filosofinya?

  • Imlek sangat identik dengan beragam pernak-pernik angpau lampion hingga barongsai berwarna emas dan merah.

Gaya Hidup

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Tahun Baru Imlek merupakan hari yang penting untuk warga Tionghoa dan penganut Khong Hu Chu. Imlek atau Tahun Baru China merupakan rangkaian festival lima belas hari yang dirayakan dalam setiap tahunnya dan dihitung pada kenampakan bulan. Berakhirnya perayaan festival ini ditandai dengan adanya Cap Go Meh pada hari ke-15.

Perayaan Imlek sangat identik dengan beragam pernak-pernik angpau lampion hingga barongsai berwarna emas dan merah. Kedua warna tersebut tentunya mengandung filosofi dan simbolis yang positif.

Lalu sebenarnya ada filosofi apa dibalik warna emas dan merah?

Warna Emas 

Warna emas dalam perayaan tahun baru China atau Imlek melambangkan sebuah keagungan. Emas juga merupakan lambang dari kemakmuran. Para Kaisar juga biasanya menggunakan pakaian berwarna emas saat memimpin kerajaan. Dilansir dari berbagai sumber, warna kuning kerap dikaitkan dengan kebebasan dari kebutuhan materi, itulah mengapa para biksu mengenakan jubah kuning.

Warna Merah

Warna merah memiliki arti keberuntungan, kegembiraan dan kebahagiaan. Sedangkan masyarakat Tionghoa kerap mengaitkan warna merah dengan sebagai simbol keberuntungan, kesenangan, keberhasilan hingga pembawa nasib baik. 

Dilansir dari berbagai sumber, warna merah pada perayaan tahun baru Imlek juga memiliki cerita di baliknya. Dalam legenda Tiongkok, ada seekor monster raksasa yang menakutkan bernama Nian. Nian selalu muncur di akhir tahun untuk memakan hasil panen, hasil ternak hingga penduduk desa. Tak ingin diganggu oleh Nian, maka penduduk akan meletakkan makanan di depan pintu agar Nian mengambil makanan tersebut dan pergi. 

Lalu di suatu waktu, penduduk melihat Nian pergi ketakutan saat melihat seorang anak kecil memakai baju merah. Hal ini membuat penduduk meyakini bahwa Nian takut dengan warna merah. Inilah yang akhirnya membuat banyak ornamen-ornamen Imlek yang didominasi oleh warna merah.