Bukalapak bekerja sama dengan PlaticPay, WWF Indonesia, DBS Indonesia untuk mengimplementasikan prinsip ESG untuk aspek lingkungan.
Korporasi

Implementasikan Prinsip ESG di Aspek Lingkungan, Bukalapak Bekerja Sama dengan Bank DBS, WWF, dan PlasticPay

  • Bersama PlasticPay, Bukalapak mengajak para mitra dan pelanggan serta masyarakat sekitar untuk menumbuhkan kebiasaan mendaur ulang dengan menukarkan sampah plastik dengan poin melalui dropbox yang disediakan di warung dan Toko Mitra Bukalapak.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) bekerja sama dengan PT Bank DBS Indonesia, World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia, dan PT Plasticpay Teknologi Daurulang dalam rangka mengimplementasikan aspek lingkungan dalam prinsip environmental, social, dan governance (ESG).

Presiden Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan, pihaknya telah berjalan bersama lebih dari 20 juta pelaku UMKM di Tanah Air, yang mana mereka terbantukan untuk mengembangkan usaha dan mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup.

Dampak keberlanjutan dalam aspek sosial itu pun diharapkan untuk terus bisa diusung oleh Bukalapak, dan perusahaan ini melangkah lebih jauh dengan memperluas dampak ini menjadi sesuatu yang dapat membawa masyarakat ke masa depan yang ebih baik.

"Semoga semua program dan inisiatif yang kami jalankan, baik secara independen maupun lewat kolaborasi dengan beragam pihak, dapat mendukung tujuan kami mencapai hal tersebut," ujar Teddy di acara Media Day: Ciptakan Dampak Melalui Inisiatif ESG di Bukalapak Headquarter, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Bersama PlasticPay, Bukalapak mengajak para mitra dan pelanggan serta masyarakat sekitar untuk menumbuhkan kebiasaan mendaur ulang dengan menukarkan sampah plastik dengan poin melalui dropbox yang disediakan di warung dan Toko Mitra Bukalapak.

Per 21 Oktober 2022, Bukalapak melaporkan bahwa pihaknya telah berhasil mengumpulkan lebih dari 300 kg sampah plastik dan lebih dari 19.000 sampah botol plastik.

Chief Executive Officer (CEO) PlasticPay Suhendra Setiadi mengatakan, pada akhirnya masyarakat tidak bisa memungkiri bahwa penggunaan produk berbahan dasar plastik adalah suatu hal yang sulit untuk dilepakan dari aktivitas sehari-hari.

"Kita tidak bisa munafik bahwa plastik itu tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Daripada akhirnya plastik ini memberikan dampak buruk kepada lingkungan, lebih baik berikan solusi pengelolaan limbah ini kepada masyarakat," ujar Suhendra.

Sampah-sampah plastik yang telah dikumpulkan oleh dropbox PlasticPay nantinya akan didaur ulang menjadi beragam produk seperti tas, baju, sepatu, dan sebagainya.

Dengan begitu, diharapkan limbah plastik yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari itu dapat bermanfaat dan tidak lagi berdampak buruk kepada lingkungan hidup.  

Sementara itu, lewat kolaborasi dan bimbingan dari WWF indonesia, Bukalapak menerapkan praktik sourcing yang berkelanjutan dan minim sampah, terutama di kalangan para pelaku UMKM.

WWF Indonesia pun turut memberikan pelatihan kepada para pelaku UMKM mitra Bukalapak yang menjual produk berkelanjutan agar bisnisnya bisa terus berkembang.

CEO Yayasan WWF Indonesia Aditya Bayunanda mengatakan bahwa kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah merupakan suatu hal yang harus terus didorong.

Aditya mengatakan, sebenarnya korelasi antara pembuangan sampah yang tidak terserap oleh sistem waste management dengan dampak yang terjadi di lingkungan sangatlah kuat.

Misalnya, di wilayah DKI Jakarta, limbah-limbah yang tidak terserap dengan sistem tersebut pada akhirnya seringkali memicu banjir saat hujan berlangsung dalam waktu yang lama.

Maka dari itu, sistem waste management yang ditawarkan oleh PlasticPay dinilai sebagai salah satu langkah yang tepat untuk menggeser pola perilaku masyarakat terkait pembuangan sampah, khususnya untuk yang berjenis plastik.

"Dengan ini, masyarakat dapat melihat bahwa limbah plastik pun bisa membawa rezeki. Limbah plastik yang tidak terkelola dengan baik justru akan membawa petaka," kata Aditya.

Dalam mengimplementasikan prinsip berkelanjutan, Bukalapak pun berpartisipasi dalam program More Sustainability Actions, Less Waste yang diinisiasi oleh Bank DBS Indonesia.

Dalam program ini, Bank DBS Indonesia mengkampanyekan gerakan #MakanTanpaSisa yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengurangi limbah makanan di Indonesia.

Saat baru mulai berpartisipasi, Bukalapak telah menyumbangkan kurang-lebih 1 ton produk makanan dalam kemasan atau setara pencegahan kurang lebih 1,43 ton CO2e total emisi yang berpotensi dihasilkan jika total produk tersebut berakhir menjadi sampah makanan.

Bukalapak menyumbangkan produk makanan berupa makanan dan minuman instan yang akan disalurkan oleh Yayasan Surplus Peduli Pangan yang diinisiasi oleh PT Ekonomi Sirkular Indonesia.

Head of Group Marketing Strategic & Communications Bank DBS Indonesia Mona Monika mengatakan, potensi Bukalapak untuk mengedukasi masyarakat terkait kampanye yang diinisiasi pihaknya cukup besar karena luasnya jangkauan platform perusahaan e-commerce yang berdiri pada tahun 2010 tersebut.

Mona menyampaikan, bank termasuk ke dalam bidang enabler. Lantas, Bank DBS pun berpikir bahwa sebagai enabler, pihaknya bisa turut andil dalam mengubah perilaku masyarakat yang pada gilirannya dapat turut berdampak positif untuk ekosistem keuangan berkelanjutan.

"Alangkah baiknya kita juga make sure perilaku kita juga mengajak siapapun stakeholder kita, siapapun itu, untuk memperhatikan isu krisis lingkungan," tutur Mona.